Pesawat Kiamat Kawal Kunjungan Joe biden ke Eropa

  • Bagikan

London, – Ada yang menarik dari kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Eropa. Pesawat Boeing 747 E4-B Nightwatch berjuluk ‘Kiamat’ ikut menyertai kunjungan sang presiden.

Biden melakukan kunjungan 4 hari ke Eropa mulai 23 Maret untuk mengikuti KTT darurat NATO, KTT G7, dan pertemuan Dewan Eropa di Brussels, Belgia.

Pesawat an itu dibuat khusus untuk para pemimpin militer AS sebagai pangkalan bergerak jika perang nuklir terjadi. Diketahui pesawat ‘Kiamat’ itu terbang dari Pangkalan Udara Gabungan Edwards di Maryland, menuju basis Angkatan Udara Kerajaan Inggris Midenhall, Suffolk, pada 23 Maret.

Seperti diketahui, kondisi keamanan Eropa terguncang serangan Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari. Pertempuran yang memasuki pekan keempat sudah melibatkan rudal-rudal canggih Rusia berkemampuan nuklir yang menargetkan fasilitas militer Ukarina.

 

Biden dijadwalkan terbang ke Polandia, negara berbatasan dengan Ukraina, hari ini untuk mengoordinasikan bantuan militer terbaru.

 

Pesawat E4-B Nightwatch secara fisik mirip dengan pesawat kepresidenan AS atau Air Force One. Ini adalah bagian dari empat armada pesawat kepresidenan yang pertama kali memasuki layanan pada 1980-an dan telah mengalami berbagai pengembangan sejak dioperasikan.

 

Dijuluki ‘Pentagon Terbang’ pesawat ini dirancang sebagai pusat komando dan kendali jika terjadi perang nuklir karena dapat menahan serangan elektromagnetik yang dilepaskan ketika muatan nuklir meledak. Bukan hanya itu pesawat ini bisa tetap melakukan kontak dengan unit militer AS di seluruh dunia dalam kondisi perang nuklir.

 

Informasi tentang pengerahan pesawat ‘Kiamat’ ke Eropa muncul di tengah setelah laporan bahwa pemerintahan AS mengumpulkan tim pejabat keamanan nasional untuk menyikapi bagaimana respons AS terhadap serangan senjata kimia, biologi, bahkan nuklir oleh Rusia selama invasi ke Ukraina.

SIMAK JUGA :  Perang Ukraina, Pengamat : Media Barat Penuh Berita Rasialis,Seakan Empati Hanya Untuk Mereka

 

Surat kabar The New York Times (NYT), mengutip beberapa sumber yang mengetahui informasi ini, melaporkan satu kelompok diberi nama “Tim Harimau” dibentuk melalui sebuah memo yang ditandatangani Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan pada 28 Februari atau 4 hari setelah invasi. Tim ini bertugas mempelajari potensi peperangan menggunakan senjata-senjata pemusnah massal.

 

 

Source : iNews

 

Editor : Abil Muhari

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *