Jawa Timur Darurat Banjir, 12.495 KK Terdampak

  • Bagikan

Warga korban banjir di Ngawi, Jawa Timur di pengungsian.

SURABAYA, harianindonesia.id – Beberapa hari terakhir ini, hampir seluruh kabupaten di Jawa Timur dilanda banjir hingga longsor. Hal ini karena tingginya curah hujan. Terlebih lagi topografi daerah Jawa Timur termasuk wilayah yang rentan terjadi bencana pada musim hujan.

Dari Jakarta, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 12.495 kepala keluarga terdampak banjir yang terjadi di 15 kabupaten di Jawa Timur. Bencana banjir tersebut, umumnya disebabkan adanya aktivitas Madden Julian Oscilation (MJO) di Samudera Hindia yang menyebabkan curah hujan tinggi di Indonesia.

“Data sementara, banjir menyebabkan lebih dari 12.495 KK terdampak dan sebagian masyarakat mengungsi ke tempat yang lebih aman,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho Kamis (7/3) malam.

Sutopo memjelaskan, berdasarkan laporan Pusdalops BPBD Jatim, 15 kabupaten yang mengalami banjir adalah Kabupaten Madiun, Nganjuk, Ngawi, Magetan, Sidoarjo, Kediri, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo, Gresik, Pacitan, Tranggalek, Ponorogo, Lamongan dan Blitar.

“Daerah yang paling parah terlanda banjir adalah Kabupaten Madiun akibat meluapnya sungai Jeroan yang merupakan anak sungai Madiun,” ucapnya.

Ia merinci, sebanyak 39 desa, delapan kecamatan di kabupaten setempat terendam banjir sehingga menyebabkan 4.317 KK atau 17.268 jiwa terdampak banjir, dua unit rumah rusak berat, 253 hektare sawah tergenang , tiga titik tanggul rusak, dua unit jembatan rusak, satu unit gorong-gorong rusak dan ribuan ternak terdampak.

Sementara itu, guna mengantisipasi bencana yang lebih besar lagi, Gubernur, Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akan menyiapkan sistem peringatan dini bencana (early warning system) berbasis digital.

Diakuinya, saat ini memang banjir merupakan peringkat nomor satu bencana yang sering terjadi di Jawa Timur.

SIMAK JUGA :  SINYALEMEN Todung Mulya tentang Pencopotan Ketua MK Terbukti : Seharusnya, Diberhentikan dari Hakim

“Kami tengah membahas dengan sejumlah provider untuk mengirimkan pesan kepada masyarakat terkait informasi bencana melalui SMS,” demikian dikatakan Khofifah dalam siaran persnya yang diterima, Jumat (8/3).

Dirinya mencontohkan, banjir yang melanda Kabupaten Ngawi, disebabkan oleh luapan sungai Bengawan Solo yang masuknya lewat kali Madiun. Luapan air dalam waktu enam jam ke depan, akan sampai di Ponorogo, dan sekitar 10 jam sampai ke Ngawi.

“Nantinya akan ada pemberitahuan lewat handphone warga, bahwa dalam waktu sekian jam akan terjadi banjir di satu wilayah. Jika teknologi bisa diterapkan, masyarakat akan lebih bisa mengantisipasi dan waspada,” lanjut Khofifah.

Untuk itu, pihaknya berharap, masyarakat Jatim mengetahui bencana tertinggi yang sering terjadi di Jatim. Bencana yang dimaksud seperti banjir, kebakaran, angin puting beliung, dan tanah longsor. (editor)

Sumber trubus.id dan BNPB

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *