JAKARTA –Pengacara Hotman Paris Hutapea mengungkapkan ada banyak kaum adam yang berpakaian sederhana malah nakal begitu ke luar rumah.
“Saya sudah terlalu banyak melihat contoh, banyaknya suami yang berpenampilan sederhana tidak kelihatan playboy, tapi burung perkututnya terbang di berbagai apartemen,” jelasnya di Esge Entertainment, dilansir dari pojoksatu.id.
“Maksud saya tampang biasa, tapi pacar dimana-mana,” lanjutnya.
Hotman mengatakan banyaknya pria nakal di tanah air, sejalan dengan beberapa survei yang mengemukakan bahwa Indonesia negara dengan jumlah sugar daddy terbanyak. “Indonesia adalah paling tinggi sugar daddy, nomor dua Malaysia,” ujarnya.
Hotman memiliki pendapat sendiri tentang keberadaan sugar daddy. Dia malah melihat ada sisi positif hadirnya sugar daddy.
“Ada positifnya juga karena banyak wanita terselamatkan apalagi di musim pandemi, bayangkan berapa banyak wannita menganggur (bisa terbantu oleh sugar daddy),” ungkapnya.
Sementara itu, istilah sugar daddy selama ini akrab dengan sebutan untuk pria dewasa yang mapan dan rela menghabiskan atau membelanjakan uangnya demi perempuan lain yang lebih muda.
Kepala Eksekutif Seeking Arrangement, Brandon Wade, seperti dikutip dari laman Mashable, pada Februari 2021 lalu menjelaskan Indonesia berada di urutan kedua dengan memiliki lebih dari 60.250 sugar daddy.
Kemudian, disusul Malaysia berada di posisi ketiga dengan 42.500 sugar daddy. Namun, tertinggi malah ada di India dengan 550 ribu orang, atau 60 persen dari jumlah pria yang mengaku sugar daddy di Asia.
Hotman sendiri kerap disebut sebagai salah satu sugar daddy Indonesia. Ini setelah kerap bersama cewek-cewek cantik, dan tidak segan mengunggah di Instagram-nya.
Dia mengaku istrinya tak masalah dengan kebiasaannya itu. Salah satunya, saat mengunggah foto bergandengan tangan dengan mantannya, Meriam Bellina.
“Enggak ada masalah, dia tahu suami ini pekerja keras. Sudah tahu tidak pernah ada mencurigai istri, sudah tahu seluruh harta gua kasih ke dia. Kalau kita berbuat kebaikan 95 persen, kesalahan 5 persen, ya bolehkan dimaafkan kesalahan-kesalahan kecil,” tuturnya. (nin/pojoksatu)
