Hasto Yakin Jateng Sulit Ditundukkan dengan Money Politik, Bahkan Oleh Bansos Pemilu 2024

  • Bagikan

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto berada di Jawa Tengah, Minggu (17/12) mengawal Calon Ibu Negara Siti Atikoh Supriyanti. Hasto menegaskan Jateng adalah basis Banteng anti money politik. (Foto : media center TPNGM)

Semarang – HARIANINDONESIA.ID : Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, menyatakan jika wilayah Jawa Tengah (Jateng) merupakan wilayah Banteng. Sehingga tidak bisa dikalahkan dengan adanya praktik politik uang, hingga operasi bantuan sosial dalam Pemilu 2024.

Hal itu disampaikan Hasto saat ditanya awak media mengenai menjaga basis suara di Jateng, kala mendampingi istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti, melakukan safari politik Jawa Tengah – Jawa Timur, di Kampung Jawi, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (17/12/2023).

Hasto mengatakan, bahwa jajaran calon anggota legislatif partainya sudah turun di tengah masyarakat. Sehingga hal itu sudah memperkokoh kekuatan menjaga basis suara.

“Ya ini kan basis PDI Perjuangan. Ini karena emosional bonding. Karena kerja kerakyatan. Seluruh anggota calon legislatif mereka turun selama lima tahun mereka sudah ada di tengah rakyat. Sehingga hubungannya sangat kuat. Tidak bisa dikalahkan dengan money politic, operasi bansos, dan sebagainya,” kata Hasto.

Di sisi lain, Hasto mengaku pihaknya sudah bertemu dengan jajaran Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud di wilayah Jateng. Mereka mengaku memang telah mendapatkan perlakuan intimidasi.

Menurutnya, hal itu terjadi diduga karena adanya agenda memaksakan kemenangan satu putaran dari kompetitor Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.

“Kami memang bertemu dengan jajaran TPD Ganjar-mahfun, PDIP, Perindo, Janura, PPP memang banyak intiidasi. Bahkan tiba-tiba ada Pj Kepala Daerah yang sebenarnya berprestasi tiba-tiba diganti. sehingga memang banyak penyalahgunaan kekuasaan karena ada agenda untuk menang 1 putaran dengan segala cara,” tuturnya.

SIMAK JUGA :  Sekot Tomohon: Semua Pejabat Harus Welcome dan Angkat Telpon Wartawan

Sementara itu, Politisi asal Yogyakarta juga menyoroti gaya politik calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang disebutnya telah terungkap wataknya usai debat perdana Pilpres kemarin.

“Dengan debat kemaren terbukti bahwa pak Prabowo menampilkan jati dirinya yang selama ini mencoba ditutup-tutupi dengan marah, emosional bahkan kemudian mengatakan aspek etika yang seharusnya itu melandasi kekuasaan oleh pak Prabowo dikatakan etika Ndasmu,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hasto mengatakan, dengan adanya pernyataan Prabowo soal ‘Ndasmu Etik’ justru bagi masyarakat Jateng telah mengungkap jika sosok Menteri Pertahanan itu bukan karakter pemimpin yang baik.

“Itu menandakan ada persoalan serius terkait dengan aspek psikologis, ini bukan saya yang berbicara ini para pakar psikolog para ahli-ahli psikologi berbicara sperti itu sehingga ketika pak Prabowo berbicara etika Ndasmu ini menjadi suatu gerakan harus balik bahwa rakyat ternyata sadar bapak Prabowo bukan pak Jokowi,” pungkasnya. (*)

AWALUDDIN AWE

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *