Hasil Survei Terkait Kondisi Keuangan Masyarkat Akhir Tahun 2020 Ini

  • Bagikan

JAKARTA – Masyarakat Indonesia optimis kondisi keuangannya akan membaik pada akhir tahun 2020. Temuan ini didapat dari hasil survei dilakukan oleh Inventure pada Agustus-September 2020 lalu.

Managing Partner Inventure, Yuswohady menyampaikan, dari survei yang dilakukan terhadap sebanyak 1.121 responden yang tersebar di seluruh Indonesia, sebanyak 51,4% di antaranya menyatakan optimis kondisi keuangannya akan kembali normal pada akhir tahun 2020.

Berikutnya, sebanyak 27% responden menilai kondisi keuangannya akan kembali normal pada pertengahan 2021. Sisanya, sebanyak 10,1% percaya kondisi keuangannya stabil pada akhir 2021, sedang 11,5% lainnya optimis kondisi keuangan mereka bakal kembali normal setelah 2021.

“Hasil survei ini menarik karena konsumen Indonesia sangat optimis bahwa krisis akan segera berlalu,” ujar Yuswohady dalam Press Conference Publikasi Pra-rilis Riset Consumer Megashift Post Covid-19 yang dikutip dari Kontan, Selasa (26/10).

Sebagai informasi, profil responden survei dalam riset Inventure didominasi oleh kelas menengah berpenghasilan Rp 2.500.001 – Rp 4.000.000 per bulan. Hasil didasarkan pada asumsi bahwa kelompok menengah merupakan penggerak utama perekonomian.

Sisanya, responden survei dalam riset Inventure terdiri atas kelompok berpenghasilan Rp 4.000.001 – Rp 6.000.000 sebanyak 21,9%, kelompok berpenghasilan lebih dari Rp 6 juta per bulan (18,8%), kelompok berpenghasilan Rp 1.750.001 – Rp 2.500.000 per bulan (5,6%), kelompok berpenghasilan Rp 1.250.001 – Rp. 1.750.000 per bulan (2,9%), kelompok berpenghasilan Rp 900.001- Rp 1.250.000 per bulan (2,7%), dan kelompok berpenghasilan kurang dari Rp 900.000 (3,7%).

Berdasarkan jenis kelaminnya, mayoritas responden didominasi oleh laki-laki sebanyak 54,6% dari total responden, sedang sisanya diisi oleh responden perempuan dengan persentase 45,4%. Sementara itu kalau dilihat dari segi umur, mayoritas responden memiliki rentang usia di atas 20 tahun dengan persentase 72,1% dari total responden.

SIMAK JUGA :  Terlilit Ekonomi, Janda Beranak 3 Tewas Gantung Diri

Lebih lanjut, Yuswohady mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki persepsi bahwa kondisi keungannya tengah terimbas pandemi corona (covid-19). Berdasarkan temuan riset yang sama, sebanyak 67,6% responden menyatakan bahwa kondisi pendapatannya menurun selama pandemi.

Adapun sebanyak 28,4% responden menyatakan kondisi pendapatan mereka sama saja dibanding kondisi normal, sedang 4% sisanya menyatakan pendapatannya meningkat selama masa pandemi.

Sejalan dengan kondisi pendapatan yang menurun, sebagian besar responden menyatakan bahwa kondisi investasi dan tabungan mereka menurun di tengah pandemi. Tercatat, 48,6% responden menyatakan investasi mereka berkurang, sedang 44,8% diantaranya menyatakan kondisi investasi mereka sama saja dengan kondisi normal. 6,6% sisanya menyatakan investasi mereka meningkat.

Di saat yang sama, sebanyak 57,6% responden juga menyatakan bahwa tabungan mereka berkurang akibat pandemi. “Artinya setelah berjalan sembilan bulan ini, mulai terasa bahwa keluarga-keluarga itu mulai ‘makan’ tabungan, jadi awalnya mereka nabung, tapi karena gajinya mungkin sudah kurang, maka sekarang mereka sudah mulai mengambil tabungannya,” terang Yuswohady. (Redaksi)

Credit photo: Inventureid

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *