FPI Akui Bendera di Rumah Rizieq Serupa di Aksi Bela Tauhid

  • Bagikan

JAKARTA, harianindonesia.id – Pembina Majelis Syuro DPP Front Pembela Islam (FPI), Muhsin Al Attas, bersikeras tak ada yang salah dengan penempelan bendera bertuliskan kalimat tauhid di dinding luar rumah Rizieq Shihab di Arab Saudi. Namun begitu, Muhsin Al Attas menolak tudingan yang menyebut adalah Rizieq Shihab yang menempelnya, sehingga membuatnya diperiksa otoritas hukum Saudi.

“Enggak ada itu Arab Saudi melarang bendera bertulis tauhid,” kata Muhsin “Seperti dikutip CNNIndonesia.com, Kamis (8/11).

Muhsin dalam kesempatan itu juga memastikan, model bendera yang dipasang di rumah Rizieq tersebut serupa dengan bendera yang diserukan Imam Besar FPI itu untuk dikibarkan pada Aksi Bela Tauhid, beberapa waktu lalu.

“Iya benar, bendera lailahaillallah, dengan kain hitam,” kata dia.

Walaupun demikian, Muhsin mengatakan FPI mendesak otoritas Arab Saudi untuk menyelidiki siapa pemasang bendera tersebut. Seperti pernyataan Sekretaris FPI, Munarman sebelumnya, FPI yakin ada operasi intelijen di balik peristiwa tersebut.

Seperti diketahui, bendera terpasang di rumah Rizieq Shihab itu terlarang di Saudi karena identik dengan kelompok terlarang Hizbut Tahrir. Menurut keterangan tertulis Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, Rizieq ditangkap di Mekkah lantaran izin tinggal dan pemasangan bendera tersebut.

“Karena diketahui adanya pemasangan bendera hitam yang mengarah pada ciri-ciri gerakan ekstremis pada dinding belakang rumahnya.”

Pemerintah Arab Saudi diketahui sangat melarang keras segala bentuk jargon, label, atribut dan lambang apa pun yang berbau terorisme seperti ISIS, Al-Qaeda, Al-Jama’ah al-Islamiyyah dan segala kegiatan yang berbau terorisme dan ekstremisme.

Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Munarman menyatakan bahwa ada pihak yang sengaja memasang bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid di kediaman Rizieq Shihab di Mekkah, Arab Saudi. Akibatnya, Rizieq diperiksa oleh kepolisian setempat.

SIMAK JUGA :  Kasus Infeksi Meroket, Jerman Mulai Dilanda Gelombang Keempat Covid-19

“Bendera dipasang oleh tukang fitnah. Ada operasi false flag terhadap Habib Rizieq Shihab di Mekkah saat ini,” ucap Munarman.

Sebelumnya, bendera bertuliskan bahasa Arab itu menjadi kontroversi di Tanah Air. Polemik itu berawal dari pembakaran bendera hitam oleh anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama di Garut. Pembakaran terjadi saat perayaan hari santri di daerah Limbangan, Garut, pada Senin (22/10). Bendera tersebut dibakar karena dianggap sebagai bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Namun, sejumlah aksi protes terhadap pembakaran bendera itu bermunculan. Mereka yang protes menganggap bendera yang dibakar itu bertuliskan kalimat tauhid. Hal itu pula yang memicu Aksi Bela Tauhid digelar.

Menanggapi polemik tersebut, pada malam 26 Oktober lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga Ketua Dewan Mesjid Indonesia (DMI) mengumpulkan ormas-ormas Islam di rumah dinasnya.

Dalam pertemuan itu, mereka bersepakat menjaga perdamaian usai ada Aksi Bela Tauhid yang berlangsung pada siang harinya.

Mereka yang hadir di antaranya Ketua MUI Ma’ruf Amin, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir Ketua PBNU Said Aqil Siradj, Ketua Syarikat Islam Hamdan Zoelva, dan Dewan Penasihat Pimpinan Pusat Persatuan Islam Indonesia (Persis) Maman Abdurahman.

Usai pertemuan di rumah JK, Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir menyatakan semua pihak sepakat untuk mengedepankan cara merekatkan kebersamaan di tubuh bangsa ini di tengah tahun politik. (Arief Ramdhani)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *