Desa Wisata Rantih Sawahlunto Nan Mempesona

  • Bagikan

SAWAHLUNTO, harianindonesia.id – Destinasi wisata paling diminati saat ini adalah wisata alam yang menantang, sebagai alternatif di tengah kebosanan melihat objek yang sudah sering di kunjungi. Air terjun Sungai Bikan, dan air terjun bertingkat Tibarau, di Desa Wisata Rantih, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, mungkin bisa jadi pilihan saat liburan.

Liburan pasti akan berbeda, ketika wisatawan ingin mencoba tantangan untuk bisa sampai kedua lokasi air terjun itu. Jaraknya yang tak terlalu jauh dari pusat Desa Rantih, dapat dicapai berjalan kaki dan naik sepeda motor melalui jarak tempuh sekitar 2 km dari simpang kantor desa setempat.

Jika dari pusat kota Sawahlunto menuju Desa Wisata rantih, para pengunjung hanya butuh waktu sekitar 17 menit dengan jarak tempuh sekitar 12 km. Di kiri kanan jalan bisa menikmati pemandangan alam bekas penambangan batubara tambang Ombilin, dan sungai yang mengaliri persawahan padi rakyat yang tengah menguning.  

Desa Wisata Rantih, memang, merupakan objek wisata alam di Indonesia yang belum tereksplorasi secara masif dan profesional. Namun potensinya untuk di kembangkan cukup luar biasa guna memberi nilai tambah bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat setempat.

Bagi yang ingin berlibur ke alam, Desa Wisata Rantih tempatnya. Disini banyak objek alam yang bisa dinikmati, bersampan ria di Sungai Ombilin, menyaksikan hamparan sawah dengan padi yang menguning, dan aktifitas berjalan kaki menelusuri celah hutan produksi yang dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat, hingga sampai di kedua obyek air terjun Sungai Bikan dan Tibarau.

Jika ingin liburan kesana, disarankan bawa bekal makanan dan minuman pengganjal perut, karena belum ada warung penjual makanan.Namun, pengunjung bisa pesan terlebih dahulu ke kelompok lembaga desa wisata setempat yang mulai menjual paket eksotik makan siangnya. Jika tertarik, sediakan Rp 2000 untuk biaya retribusi masuk lokasi, dan Rp 5000 untuk biaya parkir yang dikelola para pemuda.

SIMAK JUGA :  Kadin Indonesia Berperan Besar dalam Proses Delegitimasi Kadin Sumbar, Musprop akan Berdarah darah

Pengembangan

Walikota Sawahlunto Deri Asta mengapresiasi kelompok masyarakat Sadar Wisata Rantih. Menurutnya, banyak yang bisa dikembangkan dari potensi yang ada di desa yang memiliki keindahan alam ini. Untuk lebih punya nilai jual, perlu sentuhan dengan inovasi-inovasi tanpa merubah karakteristik alam dan lingkungannya.

“Inovasi itu sangat penting, jika ingin mengembangkan obyek tersebut lebih profesional agar punya nilai jual. Disinilah peran mass media dan para youtuber mempromosikannya secara luas, sehingga Desa Wisata Rantih lebih dikenal luas dalam rangka menyambut Sawahlunto sebagai kota Warisan Dunia UNESCO” tutur Deri Asta.

Kepala Desa Rantih, Yulizar, bersama Ketua Lembaga Desa Wisata Rantih Budiman, siap untuk melaksanakan perintah dan masukan yang disampaikan Wako Deri Asta. Rencananya, mereka akan mengembangkan objyek air terjun Tibarau dengan fasilitas Tibarau Camping Ground, outbound, dan varian wisata alam menantang, panjat tebing dan rumah pohon di areal sangat luas puluhan hektar tersebut.

Terpisah, Kabid Promosi dan Pemasaran Dinas Pariwisata Kota Sawahlunto Tatang Suwarna mengemukakan, pihaknya akan membantu pendampinganr pengembangan Desa Wisata Rantih bisa dikelola secara profesional.

Untuk menuju kearah itu, pihaknya tengah merancang program pengelolaan obyek wisata secara profesional melalui work shop dengan standar pengelolaan nasional. “Kami berkewajiban untuk membantu pengembangan itu,tapu butuh dukungan dan keseriusan masyarakat setempat. Jika nanti berhasil, yang diuntungkan adalah msayarakat Rantih juga.” katanya tatang.

Tatang menyebutkan, untuk memanjakan mata wisatawan, ada beberapa destinasi utama yang perlu di kunjungi selama berada di Sawahlunto, yakni, kawasan kota lama, lubang Mbah Soero, Museum Gudang ransum, destinasi alam Puncak Cemara, Desa Wisata rantih, dan camping ground Kandi, Taman buah Kandi, Batu runcing Silungkang Oso, dan tiga musium yang masih butuh koleksi barunya.(Ind)  

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *