Corona di Inggris, Ratu Elizabeth II Mengungsi dari Istana Buchingham

  • Bagikan

Jakarta, Harian Indonesia ID – Ratu Elizabeth II dikabarkan dikarantina dari Istana Buckingham, London lantaran wabah virus corona baru (COVID-19) di Inggris yang semakin memburuk.

Sang Ratu yang sudah berusia 93 tahun tersebut dibawa ke Kastil Windsor, Inggris pada Kamis, 12 Maret 2020 lalu guna menjauhkannya dari bahaya.

Dikutip dari laman Mirror, seorang sumber dari Istana Buckingham mengatakan, sang Ratu direncanakan akan kembali ke London, Inggris pekan depan.

Sumber tersebut berkata, kendati saat ini Ratu dalam keadaan sehat, namun pihak kerajaan harus tetap waspada.

“Dia dalam kesehatan yang baik tetapi lebih baik memindahkannya.

“Banyak staf kerajaan yang panik karena wabah virus corona,” ujarnya kepada Mirror.

Sumber tersebut menambahkan, banyaknya orang yang mengunjungi istana yang mungkin sudah terinfeksi COVID-19 menjadi alasan dipindahkannya sang Ratu.

Istana menampung arus pengunjung yang konstan, termasuk politisi dan pejabat dari seluruh dunia yang berkemungkinan terinfeksi,” tambahnya.

The Sun melaporkan, para penasihat kerajaan telah menyarankan agar Ratu dijauhkan dari istana untuk sementara waktu.

Terlebih, jumlah kematian yang disebabkan oleh COVID-19 di Inggris semakin meningkat.

Hingga saat ini, Inggris mencatat sudah lebih dari 20 pasien meninggal dunia, dengan kasus yang dikonfirmasi mencapai 1.140.

Sumber lainnya mengatakan, Ratu yang sempat berinteraksi dengan banyak orang akan lebih baik jika dirinya diisolasi terlebih dahulu untuk keselamatannya.

Ratu telah bertemu banyak orang di sana baru-baru ini.

“Tapi dia masih berminggu-minggu lagi dari ulang tahunnya yang ke-94 dan penasihat percaya bahwa yang terbaik adalah mengeluarkannya dari bahaya,” ungkapnya.

Sumber tersebut menjelaskan, Istana Buckingham yang berada di pusat Kota London menjadi tempat yang berbahaya bagi kesehatan sang Ratu.

SIMAK JUGA :  Pasien Covid -19 di Sumbar Naik Tajam, Per Selasa Bertambah 23 Orang

berada di tengah-tengah London dan juga memiliki staf yang lebih banyak daripada istana lain.

“Sehingga dianggap sebagai lokasi yang jauh lebih berbahaya,” tegasnya.

Dia juga mengonfirmasi bahwa belum ada staf yang terinfeksi di sana, namun alangkah baiknya kerajaan tidak mengambil risiko yang berbahaya.

“Belum ada ketakutan khusus atau staf yang didiagnosis positif di sana, tetapi tidak ada yang mau mengambil risiko,” terangnya kepada Mirror.

Aulia Rachman

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *