Anggap Covid-19 Bukan Lagi Ancaman, Sejumlah Negara Eropa Hilangkan Pembatasan

  • Bagikan
Demo Tolak Wajib Vaksin Covid di Yunani Berujung Ricuh

Stockholm Satu per satu negara-negara di Eropa mulai menganggapi Covid-19 bukan lagi sebagai ancaman.

Untuk itu mereka kini menghentikan pembatasan serta mengumumkan pandemi Covid-19 berakhir.

Setidaknya dua negara di Eropa yakni Denmark dan Swedia mengumumkan kebijakan baru tersebut.

Denmark negara pertama di Eropa yang mencabut hampir semua pembatasan aturan.

Menyusul hari ini Swedia umumkan pandemi berakhir.

Buka Penerbangan Internasional

Selain di Eropa, beberapa negara di berbagai belahan dunia mulai membuka penerbangan internasional.

Dengan kata lain, turis asing dari negara lain akan diizinkan masuk.

Dua negara terdekat dari Indonesia yakni Australia dan Filipina akan membuka penerbangan internasional pekan depan.

Sebelumnya, Indonesia telah membuka Bali sebagai daerah wisata internasional yang bisa dikunjungi pelancong asing dengan berbagai ketentuan

Kebijakan di Swedia

Di Swedia, tenda keliling kota, pusat swab drive-in, dan tes yang dikirim ke rumah yang tadinya ada di mana-mana selama pandemi berakhir.

Sekarang ini pemerintah Swedia juga tidak lagi menyediakan data penting untuk melacak penyebaran Covid-19.

Pada Rabu (9/2/2022), Swedia juga membatalkan pada tengah malam batasannya tentang berapa banyak orang yang boleh berkumpul di acara atau di restoran, sertifikat vaksin tidak lagi diperlukan dan pengurangan jam operasional telah dibatalkan untuk bar dan restoran.

Sementara beberapa ahli mengatakan itu bisa menjadi norma baru.

Pasalnya, pengujian yang mahal menghasilkan lebih sedikit manfaat dengan kemunculan varian omicron yang mudah menular, tetapi lebih ringan.

Pemerintah pun mulai mempertimbangkan untuk memperlakukan Covid-19 seperti yang mereka lakukan pada penyakit endemik lainnya.

“Kami telah mencapai titik di mana biaya dan relevansi pengujian tidak lagi dapat dibenarkan,” kata Kepala Badan Kesehatan Masyarakat Swedia Karin Tegmark Wisell kepada siaran nasional SVT minggu ini.

“Jika kami melakukan pengujian ekstensif yang disesuaikan dengan semua orang yang memiliki Covid-19, itu berarti setengah miliar kronor per minggu (sekitar 55 juta dollar AS setara Rp 788 miliar) dan 2 miliar per bulan (220 juta dollar AS setara Rp 3,1 triliun),” tambah Tegmark Wisell dilansir AP.

Mulai Rabu (9/1/2022), hanya petugas kesehatan dan perawatan lansia dan yang paling rentan yang berhak mendapatkan tes PCR gratis jika menunjukkan gejala.

Sedangkan populasi lainnya hanya akan diminta untuk tinggal di rumah jika menunjukkan gejala yang bisa jadi Covid-19.

Tes antigen sudah tersedia untuk dibeli di supermarket dan apotek, tetapi hasilnya tidak dilaporkan ke otoritas kesehatan.

Penyedia layanan kesehatan swasta juga dapat melakukan tes dan menawarkan bukti Covid-19 untuk perjalanan internasional, tetapi biayanya tidak akan diganti oleh negara atau asuransi kesehatan.

Tingkat vaksinasi yang tinggi di Swedia menciptakan optimisme di kalangan pejabat kesehatan. Sebuah studi akhir 2020 yang dirilis Selasa (8/2/2022) menunjukkan antibodi ditemukan dalam 85 persen sampel.

SIMAK JUGA :  Ingin Keluar Kota dengan Mobil Pribadi? Ini Syaratnya

Bharat Pankhania, dosen klinis senior di University of Exeter Medical School di Inggris, mengatakan bahwa dengan persentase besar orang yang divaksinasi, “populasi yang terinformasi, terdidik, dan berpengetahuan” dapat dipercaya untuk mengisolasi jika mereka menunjukkan gejala, tanpa perlu “pengujian grosir yang tidak akan menghasilkan uang.”

“Swedia memimpin, dan negara-negara lain pasti akan mengikuti,” kata Pankhania. “Kami tidak memerlukan pengujian ekstensif demi pengujian, tetapi kami harus tetap menerapkan pengaturan sensitif seperti rumah sakit, panti jompo, dan tempat sensitif lainnya di mana ada orang yang sangat rentan.”

Pada 2021, wilayah Stockholm saja menghabiskan setara dengan lebih dari 320 juta dollar AS (Rp 4,5 triliun) untuk tes PCR, uang yang menurut pemerintah dapat dihabiskan dengan lebih baik di tempat lain.

Untuk sebagian besar pandemi, penanganan Covid-19 Swedia menonjol di antara negara-negara Eropa karena responnya yang relatif lepas tangan.

Negara ini tidak pernah mengunci atau menutup bisnis, sebagian besar mengandalkan tanggung jawab individu untuk mengendalikan infeksi.

Sementara kematian akibat virus corona tinggi dibandingkan dengan negara-negara Nordik lainnya. Jumlah itu tetap lebih rendah daripada banyak tempat lain di Eropa yang menerapkan penguncian.

Denmark

Pekan lalu, Pemerintah Denmark mengatakan, meski kasus varian Omicron masih terus meningkat di di negara itu, hal tersebut tidak lagi membebani sistem kesehatan, karena tingkat vaksinasi yang tinggi.

Denmark dengan populasi penduduk 5,8 juta orang dalam beberapa pekan terakhir mencatat sekitar 50 ribu kasus harian.

Namun, jumlah mereka yang harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit terus menurun.

Kepala Otoritas Kesehatan Denmark Søren Brostrøm mengatakan kepada jaringan televisi Denmark TV2 bahwa perhatian mereka sekarang diarahkan ke jumlah pasien di ICU, dan bukan lagi jumlah kasus harian.

Salah satu pembatasan yang sudah tidak terlihat lagi adalah penggunaan masker, yang sudah tidak wajib digunakan di transportasi umum, toko, atau saat berdiri menunggu di dalam ruang restoran.

Meski demikian, pihak berwenang masih menyarankan penggunaan masker di rumah sakit, fasilitas layanan kesehatan dan rumah perawatan lansia.

Pembatasan lain yang tidak lagi diberlakukan adalah surat izin digital untuk masuk ke klub malam, kafe, dan ke restoran dalam ruangan tertutup.

“Saya tidak berani mengatakan ini adalah akhir dari semua aturan itu. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di musim gugur nanti. Apakah [nantinya] akan ada varian baru,” kata Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen.

Pihak yang berwenang di bidang kesehatan di Denmark masih mendesak warga untuk melakukan tes secara teratur sehingga keadaan tetap bisa dipantau dan pemerintah bisa ‘bertindak dengan cepat bila diperlukan” kata Menteri Kesehatan Magnus Heunicke minggu lalui.

Sumber: Kompas.com/Reuters/ABC

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *