Cerita di Balik Jenderal Kardus vs Jenderal Baper

  • Bagikan

Di detik-detik terakhir pendaftaran capres-cawapres, suhu politik Indonesia makin panas. Kubu Prabowo Subianto mulai muncul friksi. Di mana Partai Demokrat merasa dikhianati Prabowo sehingga keluar sebutan jenderal kardus kepada Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

Saling serang pun tak terelakkan, Gerindramembalas pernyataan Demokrat dengan sebutan jenderal baper yang ditujukan kepada Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Berikut cerita di balik jenderal kardus vs baper:

1. Prabowo dituding       nerima lobi politik

Demokrat murka dengan sikap Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto karena telah ‘selingkuh’ dari partai berlambang mercy itu. Prabowo dituding menerima lobi-lobi politik di luar sepengetahuan Demokrat dalam menentukan cawapres.

Wasekjen Demokrat Andi Arief menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus lantaran langkahnya yang tak cakap dalam memperhitungkan harmonisasi koalisi. “Ada politik transaksional yang sangat mengejutkan. Itu membuat saya menyebutnya jadi jenderal kardus, jenderal yang enggak mau mikir!” kata Andi di Rumah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jalan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (9/8) dini hari.

2. Muncul cawapres   Sandiaga Uno

Awalnya calon kuat pendamping Prabowo Subianto adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Salim Segaf dan Ustaz Abdul Somad. Akan tetapi di akhir-akhir pendaftaran capres-cawapres, muncul nama Wagub DKI Sandiaga Uno sebagai pasangan Prabowo di Pilpres 2019 mendatang.

Padahal sebelumnya Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengatakan, nama Sandiaga masih sekadar aspirasi baru. Menurutnya, Sandiaga belum ditugaskan oleh Prabowo menjadi pendampingnya untuk memimpin Indonesia. “Yang menjadi berkembang aspirasi nama Sandiaga, AHY, beberapa nama akan dibahas,” kata Fadli Zon di kediaman Prabowo Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (8/8) malam.

Hingga akhirnya mencuat nama Sandiaga sebagai pendamping Prabowo membuat hubungan dengan Partai Demokrat memanas. Sebab, nama Sandi tak pernah ada sebelumnya, begitu pula hasil ijtima ulama yang didukung PKS.

3. Mahar politik Rp 500 M

Selain sebutan jenderal kardus, Wasekjen Demokrat Andi Arief mengungkap bahwa ada uang Rp 500 miliar yang diberikan kepada PAN dan PKS dari Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno. Andi yakin, Prabowo telah melakukan politik transaksional dengan menerima suntikan dana segar sebesar Rp 500 miliar.

SIMAK JUGA :  Merapat Ke KPK, Dirut Pertamina Bahas Kerja Sama Pencegahan Korupsi

“Benar, saya dengar dan bisa dicek dalam karir politik saya bahwa saya tidak pernah bohong,” kata Andi di Rumah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jalan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (9/8) dini hari.

4. Gerindra sebut SBY   terima duit korupsi

Pernyataan Wasekjen Demokrat Andi Arief yang menyebut Prabowo Subianto jenderal kardus tentu membuat geram Gerindra. Sebagai balasannya, Gerindra menyebut Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jenderal baper (bawa perasaan) karena sering mengeluh.

Tak cuma itu SBY juga dituding sering menerima uang dari hasil korupsi. Hal itu terlihat dari banyaknya kader Demokrat yang terlibat kasus korupsi. “Wah dia mah salah, sebenarnya Jenderal kardus itu bos-nya Andi Arief yang suka terima kardus-kardus. Gini lho kalau Jenderal kardus itu Jenderal yang mimpin partai politik sering terima kardus. Kalau Prabowo itu Jenderal yang suka keluar duit,” kata Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Pouyono melalui pesan singkat yang diterima merdeka.com, Rabu (8/8).

5. Sandiaga sempat     akan  gulingkan Prabowo

Wasekjen Demokrat Andi Arief geram dengan Prabowo Subianto karena telah berkhianat kepada Demokrat. Prabowo lebih memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres yang sebelumnya nama Wagub DKI itu tak pernah ada. Yang membuat murka karena pemilihan itu di luar sepengetahuan Partai Demokrat.

Andi mengaku tak kecewa pada pencapresan Prabowo-Sandi. Dia hanya ingin Prabowo tahu jika Sandi sempat ingin menggulingkan Prabowo dalam pencapresannya. “Suatu hari utusan Sandi Uno diutus bertemu saya untuk menggulingkan pencalonan Prabowo-AHY menjadi Sandi-AHY, esoknya saya ditemukan dengan Sandi Uno. Saya sampaikan ke SBY lalu SBY bilang ‘saya tak akan pernah khianati Prabowo,” cuit Andi, dikutip merdeka.com, Kamis (9/8).

Sumber berita : merdeka.com

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *