Sekda Positif Covid, Gubernur Sumbar dan Wagub Terpaksa Tes Swab

  • Bagikan

ALWIS

PADANG, HARIANINDONESIA.ID – Sekda Propinsi Sumbar Alwis diketahui positif Covid -19 bersama 40 lainnya berdasarkan hasil tes Lab Unand yang dikeluarkan, Kamis (13/8) kemarin.

Dengan positifnya Sekda Alwis (gubernur menyebut dengan ASN Sekda Prop), Gubernur Irwan Prayitno dan istri terpaksa melakukan tes swab ulang. Sebab gubernur dan istri sempat kontak dengan Sekda Alwis sebelum divonis positif Covid -19. Padahal, sebelumnya, saat pulang dari Jakarta, Gubernur dan istri juga sudah melakukan tes swab.

“Namun karena saya dan istri sempat bertemu dan berbicara dengan pak ASN Sekda, maka saya dan istri terpaksa lagi melakukan tes swab ulang,” kata Gubernur Irwan Prayitno, saat menjelaskan terpaparnya Sekdaprop Sumbar sebagai pasien Covid -19, Jumat (14/8) di) Padang.

Tidak cuma gubernur dan istri, seluruh pejabat dan ASN yang pernah melakukan kontak fisik dengan Sekdaprop juga diwajibkan melakukan tes swab, terutama yang telah berkomunikasi langsung dengan Alwis selama sepekan terakhir.

Menurut Gubernur Irwan Prayitno, tes swab ini merupakan keharusan bagi mereka yang pernah melakukan kontak fisik dengan pasien Covid -19. “Protapnya kan memang seperti itu, siapa saja yang pernah berhubungan dengan pasien Covid -19 memang harus mengikuti tes swab,” kata Irwan Prayitno kepada wartawan.

Sebagai contoh, Irwan memaparkan dirinya sendiri bersama istrinya. Sejak pulang dari Jakarta pekan ini, dia juga sudah melakukan tes swab dan hasilnya negatif.

Tetapi saat mengetahui bahwa Sekda Sumbar positif Covid -19, Irwan mengaku melakukan tes swab lagi bersama istrinya. Sebab mereka berdua pernah kontak fisik dengan sekda sebelum terpapar Covid -19.

“Jadi apa yang kita lakukan di Propinsi Sumbar seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat. Bahwa bila merasa pernah kontak dengan pasien Covid -29 harus ikut tes swab. Sebab protapnya memang seperti itu,” jelas Irwan.

Sekda Propinsi Sumbar Alwis terpapar Covid -19 bersama 40 pasien lainnya di Sumbar yang telah diperiksa di Lab Unand Padang. Dari 40 pasien baru tersebut, sebanyak 19 orang diantaranya berasal dari kota Padang, termasuk Sekdaprop Alwis.

Jumlah pasien Covid -19 di Sumbar dalam dua pekan terakhir cenderung mengalami peningkatan. Ini memberi kabar pertakut sebab terjadi pada saat sudah dimasa pelonggaran pandemi Covid -19.

Siapa Alwis, tak Banyak yang Tahu

Siapa sosok Alwis, mungkin tidak banyak yang tahu tentang kehidupan Drs. Alwis. Situs berita terkemuka di Padang, KlikPositif, menulis siapa Alwis sesungguhnya.

Perjalanan panjang dan keras dilakoninya sejak kecil hingga tamat di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) yang kini naik tingkat Institut.

Besar di lingkungan keluarga Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) tidak membuatnya manja. Anak kolong yang satu ini melakoni berbagai macam pekerjaan semasa sekolah.

Mulai dari penjual majalah hingga menjadi buruh angkat pelabuhan (Porter) di Bandara Tabing. Sejak SMP hingga menamatkan sekolah di SMA PGRI 1 Padang kehidupan keras dilalui. Namanya buruh. Tamparan boleh disebut sudah menjadi kudapan sehari-hari. Apalagi Alwis masih kanak-kanak, tubuhnya mungil dibandingkan buruh lain.

Hingga suatu hari, seorang komandan Provos AURI kasihan melihat perlakuan rekan-rekan padanya. Alwis diajak belajar tinju. Setelah belajar tinju itulah Alwis tidak lagi dibully. Jangan di-bully, dirinya bahkan tidak perlu lagi mengangkat barang. Boleh disebut dirinya mulai disegani di kalangan buruh.

“Dan akhirnya ibu mengetahui saya jadi petinju. Beliau melarang dan saya tidak lagi jadi petinju,” ujar Alwis seperti dikutip KLIKPOSITIF , Selasa 2 Oktober 2018.

SIMAK JUGA :  Projo Ganjar Sambut Gembira Pertemuan Puan Maharani dengan Kaesang Pangarep

Sampai akhirnya dalam rutinitas di bandara, dirinya membantu Direktur APDN, M Hasbi ketika hendak berangkat ke Jakarta. Saat itu, pihak bandara mengharuskan setiap penumpang buka koper. Namun direktur tidak dapat membuka koper karena kunci telah dibawa oleh istrinya. Dengan niat ikhlas akhirnya Alwis membantu.

Tak disangka pertolongan yang diberikan ketika belum menjadi mahasiswa di APDN tersebut ternyata tetap dikenang oleh direktur. Akhirnya Alwis masuk kampus dan menamatkan pendidikan pada 1985.

“Kemudian saya mengabdi dan sempat menjadi Kepala Desa Pantai Cermin, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sawahlunto- Sijunjung (sebelum mekar),” jelas anak dari pasangan suami- isteri Almarhum MK Djuki dan Hj. Nursila Seorang pensiunan Prajurit Komando Pasukan Gerak Cepat (KOPASGAT) TNI-AU (sekarang bernama PASKHAS).

Saat menjadi kepala desa Ia mendapat kesempatan melanjutkan Pendidikan sebagai Mahasiswa Tugas Belajar pada Institut Ilmu Pemerintahan di Jakarta dan tamat pada tahun 1990. Sekembali dari IIP, Alwis tidak kembali bertugas di Sawahlunto Sijunjung. Tetapi, ia ditarik untuk bertugas di Kantor Gubernur Sumbar di bagian protokoler. Tak tanggung-tanggung, di kantor gubernur Alwis menjabat Kasubag Pengadaan Barang pada Biro Umum Setdaprov Sumbar di bawah kepemimpinan Drs. Basril Taher.

Begitu Drs. Basril Taher dimutasi menjadi Kepala Biro Pembangunan Daerah (dulu Biro Bangda), Alwis pun ikut dibawa dengan jabatan sebagai Kasubag Evaluasi dan Pelaporan, Biro Pembangunan Daerah Setdaprov Sumbar.

Dari Biro ini, karir Alwis semakin menanjak. Bahkan dirinya juga ditunjuk menjadi Ajudan Gubernur Sumbar kala itu yang dijabat Drs. H. Hasan Basri Durin bersama Gamawan Fauzi yang menjadi Sespri gubernur.

Ketika Drs. H. Hasan Basri Durin menjadi Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional, dirinya pun ditarik untuk Menjadi Sespri (Sekretaris Pribadi Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional ) di Jakarta, hingga masa Kabinet di Presiden BJ. Habibie berakhir.

“Waktu habis masa jabatan Pak Hasan sebagai Menteri, saya ditawarkan untuk memilih apakah mau melanjutkan karir di Jakarta atau kembali ke daerah, lalu saya pilih untuk kembali ke daerah. Pulang ke Padang tahun 1999,” ujarnya.

Sekembali ke Padang, Alwis menapaki karir di Pemko Padang. Disana Alwis bertugas di Bappeda semasa kepemimpinan Drs. Zuiyen Rais, kemudian pada masa Walikota Fauzi Bahar, Alwis menjabat Kepala Bagian Umum.

Setelah pengabdian di Pemko Padang, pada tahun 2007 Alwis ditarik ke Pemprov Sumbar , di sana ia menduduki jabatan sebagai Perwakilan Sumbar di Jakarta. Kemudian, tahun 2008 Alwis kembali ke Padang. Kali ini ditarik menjadi Kepala Biro Umum Setdaprov Sumbar di bawah kepemimpinan Gamawan Fauzi dan Irwan Prayitno.

Kemudian setelah menjadi Kepala Biro Umum. Karir Alwis kembali menanjak, Alwis ditunjuk menjadi Kepala Organisasi Kepala Daerah (OPD) di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sumbar .

Meskipun, menjadi Kepala OPD namun karir Alwis terus menanjak. Bahkan, Alwis pun sempat menjadi Pj. Bupati Pesisir Selatan dan Pjs.Wali Kota Padang.

Sementara Gubernur Sumbar Irwan dalam pelantikan berpesan kepada Alwis agar bisa menyesuaikan diri dengan jabatan baru dan tidak mudah terpancing emosi. Apalagi dengan latar belakang atlet tinjunya Alwis.

“Pak Alwis ini mantan altet tinju, jangan mudah terpancing dan tersulut emosi kepada bawahan, nanti bisa kena tinju bawahan,” selorohnya.

Namun, Gubernur optimis dari latar belakang Pamong Sekda baru bisa memimpin pegawai dengan baik. Irwan juga berpesan agar sekda loyal kepada atasan yakni Gubernur dan Wagub.

(awe/*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *