HARIANINDONESIA.ID – Masyarakat Yogyakarta di Jakarta mengecam politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando lewat spanduk.
Spanduk kecaman yang terpasang di beberapa titik di Jakarta Pusat sejak Selasa itu bertuliskan “Ade Armando Penista UU Keistimewaan Yogyakarta dan Penghina Sejarah Kemerdekaan RI”.
Masyarakat Yogyakarta di Jakarta mencoret foto Ade yang juga adalah anggota tim sukses, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Pernyataan Ade Armando yang menyinggung Yogyakarta mempraktikkan politik dinasti ramai di media sosial.
Ketua Umm PSI Kaesang Pangarep memberi teguran keras kepada Ade Armando.
“Sudah kami berikan teguran keras,” kata Dewan Pembina PSI Grace Natalie di Jember, Senin malam.
Menurutnya, Ade sudah membuat video pernyataan maaf dan disampaikan di media sosialnya.
Dia juga menegaskan bahwa pernyataan tentang politik dinasti itu adalah opini pribadi Ade Armando, bukan dari PSI.
“Tidak ada koordinasi dengan kami. Kami pun kaget dengan pernyataan beliau itu,” ungkap Grace.
Sultan Hamengku Buwono X sempat menegaskan, tentang DIY sudah tertuang dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
“Komentar boleh, komentar kok nggak boleh. Boleh saja. Hanya pendapat saya, konstitusi peralihan itu kan ada (Pasal) 18 b, kalau nggak keliru ya, yang menyangkut masalah pengertian Indonesia itu menghargai asal usul tradisi DIY, sehingga bunyi UU Keistimewaan itu juga mengamanatkan Gubernur Sultan dan Wakil Gubernur Pakualam,” kata Sultan Hamengku Buwono X. (K/Antara) ***
