Petani Menjerit ke Capres Ganjar Pranowo, Subsidi Pupuk dari 99 kini tinggal hanya untuk 9 Komoditas saja Lagi

  • Bagikan

Momen Capres Ganjar Pranowo bertemu ratusan petani, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), anak muda hingga tokoh agama se Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur di Warung Kopi Bara Gablak, Kamis (18/1/2024) malam.

MAGETAN, Harianindonesia.id – Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo masih menerima keluhan dan jeritan dari para petani. Kali ini mereka melaporkan subsidi pupuk sudah berkurang dari 99 komoditas kini tinggal hanya 9 komoditas pertanian saja lagi.

Informasi sangat berharga itu didapat Ganjar Pranowo saat bertemu ratusan petani, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), anak muda hingga tokoh agama se Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur berkumpul di Warung Kopi Bara Gablak, Kamis (18/1/2024) malam.

Mereka terlihat sangat antusias berdialog dengan Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo, yang penuh kesabaran mendengarkan banyak hal yang dikeluhkan. Mereka satu per satu menyampaikan keluh-kesahnya untuk mewakili kelompoknya.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Magetan, Darsono mengungkapkan permasalahan krusial terkait pupuk bersubsidi, yang kini dihadapi petani di seluruh Indonesia.

“Tolong Pak, kuota pupuk bersubsidi ditambah. Dari 99 komoditas pertanian yang mendapatkan pupuk bersubsidi, sekarang tinggal 9 komoditas saja, setelah diterbitkan Permentan baru,” kata Darsono.

Selain mengurangi kuota pupuk bersubdisi, pasokannya pun sangat sedikit. Disebutkan Darsono, untuk standar 3 kwintal pupuk per hektare, kini petani hanya menerima 70 kilogram per hektare.

“Bagaimana hasil panen bagus, Pak. Pupuk yang diberikan banyak berkurang. Kami tahu, kuota pupuk bersubsidi dikurangi karena beban anggaran negara berat. Tapi, anggarannya malah buat program Food Estate yang sekarang mangkrak,” tegasnya.

Food Estate adalah Program Strategis Nasional 2020-2024 yang tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024.

SIMAK JUGA :  Tak Bahas Politik, Prabowo Besuk SBY

Proyek ini berada di bawah kendali Menteri Pertanian dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berdasarkan Perpres Nomor 108 Tahun 2022.

Presiden Joko Widodo saat menyampaikan keterangan pemerintah atas UU APBN Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangan di Parlemen, pada 16 Agustus 2023 menyatakan, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 108,8 triliun untuk membangun Food Estate di Provinsi Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Selatan.

Dana sebesar Rp 108, 8 triliun itu dialokasikan untuk meningkatkan ketersediaan, akses, dan stabilisasi harga pangan.

Selain itu, pemerintah juga bertekad untuk meningkatkan produksi pangan domestik, memperkuat kelembagaan petani, mendukung pembiayaan, dan perlindungan usaha tani. Namun megaproyek itu kini mangkrak.

Menambah Kuota Pupuk

Darsono mengatakan, dana sebesar Rp 108,8 triliun untuk membangun proyek Food Estate yang kini mangkrak, lebih baik digunakan untuk menambah kuota pupuk bersubsidi bagi petani supaya panen membaik.

Sebab, kata dia, anggaran lebih dari seratus triliun rupiah itu terbukti terbuang sia-sia. Bahkan, proyek Food Estate hanya berimbas pada penebangan hutan yang tidak menghasilkan apa pun.

“Mending buat menambah kuota pupuk bersubsidi, pasti manfaatnya lebih dirasakan oleh rakyat. Kalau Pak Ganjar terpilih menjadi Presiden, tolong program ini ditinjau ulang,” ucapnya.

Ganjar menyatakan sepakat, bahwa kuota pupuk bersubsidi harus ditambah agar petani kecil tidak kesulitan.

“Selain itu, kita juga harus membangun pabrik pupuk sendiri agar kebutuhan kita tidak terlalu mengandalkan negara lain. Saya sepakat bahwa kita harus seefisien mungkin dalam penggunaan anggaran agar tepat sasaran,” ucapnya. (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *