Pengamat ; AJI Jangan Lebay !

  • Bagikan

Dewinta Pringgodani, SH, MH
JAKARTA, Harian Indonesia — Pernyataan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang menyebutkan ada sebanyak 20 jurnalis yang menjadi korban kekerasan saat meliput aksi yang berujung kerusuhan pada 21-22 Mei 2019, dinilai lebay oleh pengamat politik, hukum dan keamanan Rr. Dewinta Pringgodani, SH,MH.

“Tidak ada wartawan jadi korban. Kalau pun itu terjadi karena dampak kerusuhan yang dilakukan para provokator. Resiko pekerjaan. Kita prihatin,” kata Dewinta Pringgodani ketika dihubungi media ini Minggu malam di Jakarta.

Menurut Dewinta, kerusuhan yang terjadi di kawasan Jalan Thamrin dan Tanah Abang 21 dan 22 Mei 2019 akibat ulah provokator yang ingin membenturkan aparat keamanan dengan pengunjuk rasa.

“Kejadian itu settingan. Aktor-aktor nya sebagian sudah ditangkap polisi. Bukan hanya massa yang diprovokasi, jurnalis pun diserang untuk menimbulkan kemarahan publik dan membuat marah wartawan. Menurut saya wartawan diserang itu memang settingan. Ini yang harus didalami AJI bukan dengan langsung menuduh Polri,” katanya.

Menguitip Profesor Hermawan Sulistyo dari LIPI, Dewi berpendapat sama. Aksi 22 Mei yang berujung rusuh di sejumlah wilayah Ibu Kota, disesalkan seluruh pihak.

Sebab, kerusuhan mengakibatkan delapan orang tewas dan ratusan warga terluka, lantaran aparat keamanan dinilai terlalu baik menangani keadaan.

Penilaian Hermawan Sulistyo, merujuk upaya aparat TNI dan Polri dalam memitigasi kerusuhan yang terjadi di DKI Jakarta pada 21-22 Mei 2019 lalu.

Menurutnya, upaya pengamanan yang dilakukan di pusat unjuk rasa, yakni Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, telah maksimal.

Namun, aparat dinilai terlalu baik dalam menghadapi massa yang bertindak anarkis.
“Saya dan para akademisi menganalisis aparat kita terlalu baik. Aparat kita cenderung takut kena HAM,” ungkapnya dalam siaran tertulis, Sabtu (25/5/2019

“Polri justru terkesan sangat baik,” kata wanita cantik kelahiran Solo Jawa Tengah ini.

SIMAK JUGA :  11 Maskapai Penerbangan Indonesia yang Bangkrut, Garuda Indonesia Menyusul?

Hingga kini, AJI masih mengumpulkan data dan verifikasi sehingga tak menutup kemungkinan masih banyak jurnalis lain yang jadi korban.

Sebanyak 20 jurnalis yang jadi korban itu merupakan laporan awal pemantauan bersama yang dilakukan AJI bersama Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) dan sejumlah lembaga hukum lain.

Ketua Umum AJI, Abdul Manan menjelaskan, dari 20 jurnalis itu sekitar 11 wartawan mengalami kekerasan atau perbuatan yang tidak menyenangkan yang dilakukan oleh polisi. Baik itu berupa pengusiran, pemukulan hingga perampasan alat.

“Ketua AJI jangan lebay. Gak ada satu bukti pun yang menunjukkan polisi melakukan kekerasan terhadap jurnalis. AJI jangan cari panggung lah” katanya.

Menurut informasi yang diperoleh Dewi sejumlah provokator dalam aksi 22 Mei juga mengaku wartawan. “Hari ini kan gampang banget orang ngaku jurnalis. Dengan modal kartu pers dan kamera, sudah kelihatan kayak wartawan,” katanya.

Karena Dewi menginginkan AJI untuk tidak lebay dan mencari panggung di atas penderitaan rakyat dan aparat. “Saya 100 persen gak yakin polisi melakukan kekerasan terhadap wartawan,” katanya.

Di mata Dewi profesi wartawan sangat mulia. Namun pekerjaan nya penuh resiko. ” Jangankan di kerusuhan 22 Mei, di medan perang pun wartawan banyak jadi korban. Itu resiko profesi saya kira” katanya.

Dewi justru mengapresiasi kerja Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian dan Kapolda Metro Jaya dalam mengamankan unjuk rasa.

“Polri on the track. Professional. Justru publik banyak mengapresiasi kerja Polri. Malah ada kesan polisi sangat baik seperti yang dikatakan Profesor Kikiek dari LIPI,”kata Dewi.

“Saya tegaskan ada pihak ketiga yang ingin membuat situasi chaos dengan membentur kan aparat dengan rakyat dan mengadu domba aparat dengan wartawan. Jadi AJI gak perlu lebay lah,” katanya tersenyum.

Musta’in

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *