Ammarsjah Purba: Aparat Negara Dipakai Jadi Mata Mata, Waspada Neo Orba

  • Bagikan

Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Ammarsjah Purba dan Direktur Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Ronny Talapessy, memberikan keterangan Pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Rumah Cemara 19, Menteng Jakarta Pusat, Kamis, 9 November 2023. (Foto : kredit MC TPNGM)

JAKARTA, Harianindonesia.id – Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Ammarsjah Purba, mengatakan, indikasi dan kecenderungan yang dilakukan aparat negara saat ini memang belum seperti zaman orde baru (Orba) tapi tanda-tandanya sudah mengarah seperti Orba.

“Contohnya mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mendapatkan intimidasi dari aparat kepolisian dengan mendatangi rumah dan meminta keterangan dari ibu mahasiswa tadi. Apa yang terjadi sama seperti yang dialami ibu saya dulu tahun 1998 diancam karena saya aktivis,” kata Ammarsjah Purba saat konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Rumah Cemara 19, Menteng Jakarta Pusat, Kamis, 9 November 2023.

Kemudian, ungkap Ammarsjah, ditemukan peristiwa di Yogya, dimana ada 6 polisi datang saat acara relawan Ganjar-Mahfud di Yogya. Padahal sebelumnya relawan sudah memberikan informasi ada kegiatan di sana. Kegiatan semacam itu sifatnya hanya pemberitahuan dan bukan minta izin ke kepolisian.

Selain itu, peristiwa pada hari Jumat pekan kemarin di Pasuruan dan juga di kantor DPC PDIP di Surakarta yang didatangi aparat negara dan bertanya-tanya soal kegiatan di kantor.

“Sayang sekali aparat negara dipakai hanya untuk memata-matai semacam itu. Indonesia Jangan sampai masuk fase Neo orba yang kalau itu terjadi maka bisa lebih kejam dari orba,” kata dia.

Ammarsjah menjelaskan, TPN Ganjar-Mahfud akan membuat edaran di pos-pos kecil untuk jadi tempat pengaduan.

“Kalau ada aparat yang intimidasi dan curang maka videokan, laporkan, lalu viralkan. Ini satu bentuk perlawanan,” kata dia.

Untuk itu, Ammarsjah berharap kawan kawan pers juga ikut menjaga demokrasi supaya tidak set back seperti masa lalu.

“Kalau ada kandidat yang menggunakan segala cara termasuk aparat negara untuk memenangkan satu kandidat maka hal ini terlalu besar pertaruhan untuk bangsa ini,” kata Ammarsjah Purba.

TPN Ganjar Mahfud Buat Posko Pengaduan Hukum Intimidasi Aparat

SIMAK JUGA :  Selandia Baru Izinkan Jilbab Jadi Seragam di Sekolah

Sementara itu, di tempat yang sama Direktur Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Ronny Talapessy, mengatakan, dirinya menyoroti soal netralitas, terutama aparatur sipil negara (ASN) perangkat desa dan kepala desa terkait dengan UU ASN dan Pilkada.

“Ada sanksi terhadap ASN yang tidak netral yakni, ringan, berat dan pidana,” kata Ronny Talapessy saat konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Rumah Cemara 19, Menteng Jakarta Pusat, Kamis, 9 November 2023.

Ronny berharap demokrasi berjalan di rel yang benar. Semua pihak diingatkan melaksanakan pemilu sesuai aturan pemilu yang luber. Berkaca contoh kasus ada kantor partai didatangi aparat polisi, yakni di Purworejo, Pasuruan dan Solo.

“Kami berharap penegak hukum menjaga netralitas. Hal-hal intimidasi seperti ini tidak terjadi lagi. Kami juga mengajak masyarakat tidak ragu kalau melihat tindakan intimidasi dan untuk melaporkan ke pihak berwenang. Lapor ke Bawaslu. Rakyat harus ikut awasi pemilu berjalan baik,” kata Ronny.

Ronny mengatakan, dirinya sangat menyesali atas yang terjadi akhir-akhir ini. Meski begitu dia meminta semua struktur partai dan TPN Ganjar-Mahfud tetap tenang dan tidak terprovokasi untuk tetap fokus pemenangan Ganjar-Mahfud.

Ronny mengatakan, masyarakat bisa melihat ada tindakan aparat polisi mendatangi kantor kantor partai. Tindakan ini tidak seperti biasanya. Tindakan polisi ini jadi pertanyaan ada apa. Polisi tersebut melakukan foto-foto suasana kantor PDIP yang katanya dalam rangka patroli.

“Kami tidak mau proses demokrasi tercederai. Langkah yang dilakukan Tim Hukum adalah membuat posko pengaduan tingkat TPN dan di daerah.

“Bisa buat pengaduan ke call center kalau ada upaya upaya intimidasi,” kata dia.

Menurut dia, adanya kekhawatiran semacam ini bisa dilihat dari reaksi masyarakat. Di mana salah satu kontestan adalah anak presiden yang sedang berkuasa saat ini. Hal Ini yang sangat mengkhawatirkannya.

Rony mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk partisipasi dalam mengawal proses demokrasi. Karena dia yakin bersama rakyat bisa menang. “Apabila suara suara pro demokrasi diancam maka kami tidak akan tinggal diam,” pungkas dia. (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *