Menpar: Perkuat Akses ke Lombok-Bali

  • Bagikan

LOMBOK,- Untuk mengatasi lonjakan schedule penerbagang wisman untuk terbang ke luar pulau Lombok dan Bali, yang terdampak gempa berkekuatan 7,0 SR, Minggu 5, Agustus lalu, Menpar Arief Yahya terus fokus pada manajemen krisis di Lombok dan Bali.

“Permintaan orang keluar Lombok dan Bali via bandara, baik di Lombok maupun Bali. Pihak terkait berupaya mencari tambahan pesawat atau extraflights, dan sekaligus slots untuk pergerakan pesawat baru dari dan menuju Lombok dan Bali,” kata Menpar Arief Yahya, Senin, (6/8) di Jakarta.

Menpar Arief secara khusus, meminta dan menghimbau kepada seluruh pimpinan Foreign Airlines untuk mengedepankan pelayanan penumpang. Permudah dan percepat buat wisman yang hendak mengubah rencana perjalanan atau rerouting maupun ticket reissuance, agar dibantu sepenuhnya dan tidak mengenakan penalty.

Mengapa? “Para travellers ini harus mengubah schedule bukan karena rencananya. Tetapi situasi bencana, sehingga harus terbang lebih awal dari rencana. Situasinya mirip dengan hotel di hari pertama,” ungkapnya.

Beberapa penerbangan nasional juga sudah menyiapkan extra flights, posisinya stand by. Ketika dibutuhkan, Garuda Indonesia sudah mencadangkan 4-6 extraflights. “Kami terus memantau permintaan dan peningkatan traffic menuju Jakarta maupun mancanegara,” tambah Judi Rifajantoro Stafsus Menpar Bidang Akses dan Infrastruktur.

“Bandara LOP Lombok Praya atau Lombok International Airport juga terus melakukan pelayanan prima. Bahkan kali ini LOP buka 24 jam penuh untuk mengantisipasi jika harus menambah ekstra pesawat ke mancanegara,” tambah Robert Waloni, Tenaga Ahli Kemenpar Bidang Akses dan Infrastruktur.

Menpar Arief Yahya memang tidak mau menutup-nutupi situasi terkini di Lombok dan Bali, akibat gempa bumi itu. Menpar tegaskan untuk selalu siapkan 3A, Akses, Amenitas dan Atraksinya. Akses itu meliputi Airlines, Airports dan Authority atau Airnav. Itulah yang menjadi concern wisatawan selama terjadi bencana. “Dan itulah yang terus kita pantau dan mencarikan solusi terbaik,” ujar Menpar Arief Yahya.

SIMAK JUGA :  Hari Keempat Jatuhnya Lion Air JT 610, Tim Penyelam TNI AL Berhasil Angkat Kotak Hitam Pesawat

Tehitung mulai, Senin 6 Agustus 2018, Menpar pun telah menginstruksikan Tim MKK (Manajemen Krisis Kepariwisataan), yang dipimpin oleh Guntur Sakti untuk membuka Posko di Lombok bersama Poltekpar Lombok dan Pemda terkait. “Posko tersebut dibangun dan difokuskan sebagai layanan informasi khususnya bagi wisatawan yang terdampak, baik nusantara maupun mancanegara”, jelas Arief Yahya. (*/Wisja)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *