Pemerintah China Cabut Kebijakan Isolasi Corona, Warganya Lega Bepergian

  • Bagikan

Jakarta, Harianindonesia.id ‐‐ Sebagian besar warga Chinayang selama dua bulan belakangan tidak bisa bebas bepergian akibat kebijakan isolasi untuk menekan penyebaran virus corona, mulai hari ini bisa bernapas lega karena pemerintah mulai mencabut penutupan akses di sejumlah wilayah secara bertahap.

Seiring dengan membaiknya kondisi di China dan jumlah kasus virus corona yang semakin menurun, para penduduk kembali mencoba beraktivitas seperti biasa.

Seperti dilansir AsiaOne, Senin (16/3), salah satu penduduk, Wu Haijian, kini bisa kembali ke rumahnya di Provinsi Hubei setelah sempat diisolasi. Peternak lebah itu merasa senang bisa pulang ke kampung halamannya.

“Saya merasa senang akhirnya bisa pulang,” kata Wu.

Perjalanan Wu dan sejumlah rekannya menggunakan kendaraan dari Provinsi Yunnan cukup panjang. Lelaki berusia 36 tahun tersebut memang sudah sering bolak-balik ke dua provinsi tersebut karena tuntutan pekerjaan.

Akan tetapi, pada tahun ini dia terpaksa tertahan di Yunnan akibat kebijakan isolasi sementara untuk mencegah penyebaran virus corona.

“Kami menelepon aparat setempat setiap hari untuk meminta izin bisa pulang, tetapi mereka tidak mengangkat telepon kami,” ujar Wu.

Ratusan sekolah di provinsi lain di China yang terdampak kebijakan isolasi juga mulai dibuka kembali. Contohnya seperti di Provinsi Qinghai di sebelah timur laut Ibu Kota Beijing.

Di Kota Shanghai, para penduduk yang tadinya lebih banyak berada di dalam rumah kini mulai berani beraktivitas di luar ruangan. Namun, mereka tetap mengenakan masker sebagai bentuk antisipasi.

Para penduduk mulai berinteraksi satu sama lain di sejumlah taman di Shanghai pada akhir pekan lalu. Mereka melakukan bermacam-macam kegiatan.

Ada yang berjalan-jalan bersama anak, saudara, atau bahkan hewan peliharaan mereka. Ada pula yang melakukan beragam olahraga.

Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Shanghai menyatakan akan membuka seluruh taman yang berjumlah 335 pada 20 Maret mendatang.

Menurut data pemetaan persebaran virus corona dari Universitas dan Sekolah Kedokteran John Hopkins, sampai hari ini tercatat ada 81.020 kasus infeksi virus corona di China. Korban meninggal mencapai 3.217 orang.

Sedangkan menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kasus infeksi virus corona di China mencapai 81.048 orang, dengan 3.218 kematian.

Meski demikian, China saat ini mengalihkan perhatian mereka untuk mengurus pasien dengan penyakit berat lainnya, serta mengawasi arus pendatang. Sebab, kasus infeksi virus corona di luar China justru semakin bertambah.

China tidak ingin virus corona kembali menyebar dari warga asing atau warga mereka yang baru datang dari luar negeri. Mereka juga menetapkan kebijakan karantina dua pekan bagi seluruh pendatang dari luar negeri. (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan
Exit mobile version