Wuihhhh, Ini yang Menyebabkan DPP IKA Unand “Bagaleboh” Sampai Kini!

  • Bagikan

Ini media profil kampanye Rustian sebagai calon Ketum DPP IKA Unand periode 2021 – 2025. Rustian kemudian terpilih mengalahkan kandidat utama lainnya. (foto : screenshot google)

PADANG – Ribut pasca penetapan SK Dewan Pengurus DPP IKA Unand periode 2021 -2025 ternyata dipicu oleh sejumlah hak eksklusif yang melekat di jabatan Ketua umum dan pengurus harian lainnya.

Jabatan Ketua Umum DPP IKA Unand adalah ex officio Ketua Yayasan Dharma Andalas, sebuah perguruan tinggi di bawah Universitas Andalas.

“Bicara posisi se strategis itu, maka sangat wajar terjadi pertempuran sangat deras dalam merebut jabatan Ketua DPP IKA Unand dan turunannya,” ujar sebuah sumber kepada Harianindonesia.id, Jumat (1/10/2021) di Padang.

Selain itu, Ketua Umum DPP IKA Unand juga memiliki posisi sangat strategis di perguruan tinggi yang merupakan anak kandung Unand tersebut yakni sebagai Wali Amanat.

Dan berbeda dengan Ketum Alumni PT lain, Ketua Alumni Unand juga memiliki kapasitas menentukan untuk memilih siapa calon rektor UDA selanjutnya.

Ketua Umum DPP IKA Unand dimata para pejabat di Universitas UDA adalah tokoh paling dihormati dan sangat dihargai.

Sehingga, kata sumber tadi, tidak salah jika ada ‘ngamuk’ karena tidak dimasukan dalam kepengurusan alumni.

Namun persoalan kunci di tubuh DPP IKA Unand yang baru juga disebabkan kelemahan langsung dari ketum terpilih.

Kesan yang ditangkap, paparnya, sang Ketum seperti tidak ingin dikatrol oleh formarur hasil bentukan kongres VI dan lebih percaya pada ‘ formatur ‘ bentukan sendiri.

Formatur bentuk sang Ketum ini adalah para pengusung Rustian saat pencalonan kemarin.

Entah sadar atau tidak dengan aturan organisasi, Rustian memang lebih mendengarkan suara formatur bentukan baru ini.

Sisi lain, menurut sumber, di dalam penyusunan kepengurusan alumni, Rustian seperti tidak menghargai fakultas lain.

Contoh, ketua harian dan sekjen adalah teman satu fakultasnya. Seperti tidak ada teman dari fakultas lain yang mampu.

“Padahal Reni itu (Sekjen,red) sudah tiga kali menjabat sekjen. Saat soal ini didiskusikan oleh formatur, ketum baru ini basipakak saja.” papar sumber tadi.

Dominasi alumni Farmasi juga sangat kental di dalam pengurus baru DPP IKA Unand.

“Ini yang menyebabkan bagalegoh pagai,” tambah sumber tadi lagi.

Dan bagi Rustian sendiri posisi Ketum DPP IKA Unand ini juga sangat strategis untuk mengendorse karirnya sebagai pejabat eselon 1.

Tapi sayang, sang Ketum DPP IKA Unand ini sama sekali tidak menjawab pertanyaan Harianindonesia.id tentang semua masalah dan penyebab masalah di kisruh tubuh DPP IKA Unand.

Pertanyaan Harianindonesia.id dibaca, tapi tak ditanggapi dan dijawab Rustian sama sekali. (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan
Exit mobile version