Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: Gen Z Nyaman dengan Komunikasi Online

  • Bagikan
Satrio Arismunandar

JAKARTA – Generasi Z atau Gen Z umumnya nyaman dengan teknologi dan komunikasi online. Hal ini memengaruhi cara mereka mengonsumsi dan memproduksi konten tertulis.

Hal itu dikatakan Sekjen SATUPENA, Dr. Satrio Arismunandar diskusi tentang gelora literasi dan peran Gen Z di Satupena DKI di Jakarta Kamis malam, 5 Oktober 2023 yang diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA.

Dalam diskusi ini, panitia menghadirkan pembicara Nia Samsihono, selaku Ketua Satupena DKI, dan Nita Lusaid, Bendahara Satupena DKI.

Menurut Satrio, Gen Z adalah kelompok demografis yang muncul setelah generasi Milenial. Gen Z mencakup orang yang lahir antara pertengahan tahun 1990-an dan pertengahan 2010-an, meskipun tanggal pastinya dapat bervariasi.

“Gen Z dikenal tumbuh di era digital, dengan kemudahan akses internet, media sosial, dan teknologi sejak usia muda,” ujar Satrio.

Gen Z, seperti generasi lainnya, memiliki karakteristik unik tersendiri dalam hal budaya literasi dan cara mereka berinteraksi dengan bahasa tertulis. “Penting dicatat, meskipun ada tren umum, terdapat variasi yang signifikan di antara individu-individu dalam generasi ini,” tutur Satrio.

Ada beberapa aspek penting dari budaya literasi Gen Z. Gen Z dikenal karena banyaknya penggunaan platform media sosial, aplikasi pesan, dan forum komunikasi online.

“Mereka sering berkomunikasi melalui pesan teks, emoji, meme, dan gif, yang terkadang melibatkan penggunaan bahasa tertulis yang kreatif dan informal,” lanjut Satrio, yang mantan dosen Ilmu Komunikasi di FISIP UI.

Gen Z juga terampil dalam memadatkan informasi menjadi format yang pendek dan ringkas. Ini karena keterbatasan karakter platform seperti Twitter dan popularitas SMS.

“Mereka telah mengembangkan kemampuan untuk menyampaikan makna secara efisien dalam ruang terbatas,” kata Satrio.

Selain itu, Gen Z sangat visual. “Mereka terbiasa mengonsumsi informasi melalui gambar, video, dan infografis. Mereka mungkin lebih menyukai konten visual daripada teks yang panjang,” ungkap Satrio.

Ditambahkan Satrio, Gen Z memiliki preferensi membaca yang beragam. Meskipun media digital merupakan hal yang lazim, banyak generasi Z yang masih menikmati membaca buku, surat kabar, dan majalah tradisional.

Mereka juga mengeksplorasi beragam genre, termasuk sastra dewasa muda, novel grafis, dan fiksi penggemar.

“Seperti generasi lainnya, budaya literasi Gen Z terus berkembang dan beradaptasi terhadap perubahan lanskap teknologi,” kata Satrio. (K) ***

  • Bagikan
Exit mobile version