Tender lucuan di Banda Aceh, Pagu Rp29 M ditawar Rp110 Juta. Ada Apa?

  • Bagikan

BANDA ACEH – Tender lucu lucuan terjadi di Banda Aceh. Lelang pembangunan gedung KPP Pratama Banda Aceh senilai Rp29 miliar lebih, namun ada yang menawar hanya dengan nilai Rp110 juta.

Adalah PT BJP yang membuat cerita tender lucu pada proyek pembangunan gedung KPP Prama Banda Aceh tersebut.

Dari sejumlah peserta lelang yang mengajukan harga penawaran proyek mendekati nilai pagu Rp29 miliar lebih, hanya PT BJP yang membuat penawaran sangat jauh dari harga pagu yakni hanya Rp110 juta.

Dengan nilai penawaran sangat rendah tersebut, maka posisi nama PT BJP menjadi teratas dari 28 perusahaan penawar di situs LPSE Kemenkeu.

Ada apa dengan kejadian lelang lucu lucuan ini? Mengapa ada perusahaan yang melakukan penawaran sangat jauh dibawah nilai pagu yang telah ditetapkan.

Begitulah beragam pertanyaan yang muncul di kepala pengusaha di Banda Aceh terhadap kasus lelang lucu lucuan ini.

“Lelang Gedung KPP ini memang sangat aneh dan lucu. Ada peserta menawar sangat jauh dari nilai pagu proyek. Kejadian ini belum pernah terjadi di Banda Aceh, bahkan mungkin di seluruh Indonesia,” kata seorang pengusaha Banda Aceh, yang enggan ditulis jati dirinya, kepada Harianindonesia.id, Rabu (24/3/2021).

Menurut dia, dalam ketentuan lelang barang dan jasa tahun 2020 memang tidak dibatasi lagi pemenang lelang berdasarkan harga paling rendah, tetapi memiliki logika mendekati harga normatif dari barang dan jasa yang dilelang.

Tetapi menurutnya, semangat UU Pengadaan Barang dan Jasa tersebut tidak juga bisa disamakan dengan kasus pelelangan gedung KPP Pratama Banda Aceh ini.

“Kalau ini mah tender lucu lucuan. Mustahil ada pengusaha yang mau menawar lelang senilai Rp29 miliar dengan harga Rp110 juta. Pasti ada sesuatu dibalik ini,” paparnya menimpali.

Dia menyarankan kepada pemilik proyek agar memberikan klarifikasi kepada publik tentang kejadian penawaran paling rendah sedunia itu, setelah melakukan konfirmasi kepada perusahaan yang menawar terendah tersebut.

“Jika tidak, pasti akan ada pertanyaan di kepala publik tentang apa dibalik penawaran sangat sangat rendah tersebut. Atau bisa saja ada permainan dibalik tender tersebut, dijelaskan perusahaan itu dengan penawaran sangat tidak normal,” ujarnya. (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan
Exit mobile version