Selamat Jalan Profesor Mestika Zed

  • Bagikan

Hengky Datuk Tan Malaka, Zulhasril Nasir, Ben Ibratama Tanur, Hadidjojo Nitimihardjo, Ferizal Ridwan (Doni)

JAKARTA, Harian Indonesia ID — Indonesia kehilangan seorang tokoh sejarah yang penuh dedikasi.

Sejarawan asal Sumatera Barat, Prof. Mestika Zed, menghembuskan nafas terakhirnya, Minggu (1/9) pukul 08.00 di RSUP M. Djamil Padang. Informasi tersebut beredar di banyak grup WA.

“Innalillahi wainna ilaihi raajiun. Telah mendahului kita guru besar sejarah Prof. Dr. Mestika Zed, MA di RS M. Djamil skt pkl 08.00 pagi ini. Kita kehilangan tokoh penuh dedikasi. Kita berduka,” kata Hengky Datuk Tan Malaka — pewaris gelar adat – Pahlawan Kemerdekaan Nasional Ibrahim Datuk Tan Malaka melalui pesan singkat WhatsApp tadi pagi.

Kepergian tokoh tempat bertanya bagi siapapun yang ingin tahu tentang sejarah itu menjadi topik diskusi di WhatsApp Group Tan Malaka Institute (TMI).

Tak hanya Hengky Datuk Tan Malaka yang kaget, juga Guru Besar Universitas Indonesia Profesor Zulhasril Nasir dan mantan Ketua Umum Partai Murba DR Hadidjojo Mitimimardjo.

Wakil Bupati Kabupaten 50 Kota Ferizal Ridwan dan penggiat kebudayaan Habib Datuk Monti kaget dan bersedih atas kepergian Mestika Zed.

“Almarhum teman diskusi yang paling mengasyikkan. Literatur sejarahnya sangat kuat,” kata Profesor Zulhasril Nasir.

“Almarhum tempat kita mendalami sejarah bangsa. Tulisannya sangat berbobot,” kata Doktor Hadidjojo.

“Almarhum salah satu putra Minangkabau terbaik,” kata Wakil Bupati Kabupaten 50 Kota Ferizal Ridwan.

“Kami dari Luhak Tigo (Kabupaten 50 Kota) sangat kehilangan. Beliau bukan hanya kawan dalam berpikir juga sahabat dalam berdebat,” kata Habib Datuk Monti.

Ben Ibratama Tanur pendiri Tan Malaka Institute hanya berucap singkat.”Semoga almarhum ditempatkan di SorgaNYA Allah SWT. Kami sangat kehilangan,” kata pendiri dan pemilik jaringan media online Kabarpolisi Media Group itu.

Mestika Zed

Prof. Dr. Mestika Zed, M.A. lahir di Batu Hampar, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, 19 September 1955 adalah sejarawan Indonesia.

Ia merupakan guru besar sejarah di Universitas Negeri Padang dan Universitas Andalas. Ia aktif menulis buku serta sebagai kolumnis.

Alumnus Universitas Gadjah Mada,Universitas Vrije Belanda, Universitas Indonesia, Mestika Zed merupakan sedikit dari sejarawan Indonesia yang saat ini giat meluruskan dan mengoreksi sejarah bangsa, terutama terkait dengan peran tanah kelahirannya, Sumatera Barat yang selama ini selalu dipinggirkan dalam buku-buku sejarah nasional.

Ia aktif meluruskan sejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia, Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia, dan sejarah Giyugun Sumatera, tiga peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang berpusat di Bukittinggi dan Padang (Sumatra Barat), yang selama ini diabaikan dan bahkan mendapat tempat tak terhormat dalam sejarah Indonesia.

Mestika memperoleh gelar kesarjanaan di Jurusan Sejarah Universitas Gadjah Mada pada tahun 1980. Kemudian dia melanjutkan ke Vrije Universiteit, Amsterdam dan meraih gelar MA pada tahun 1983.

Setahun kemudian dia mengikuti program penyetaraan S2 di Jurusan Sejarah Universitas Indonesia. Pada tahun 1991 dia mendapatkan gelar Ph.D dalam bidang sejarah di Vrije Universiteit.

Karyanya antara lain ; Somewhere in the Jungle: Pemerintah Darurat Republik Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, 1997
Sumatra Barat di Panggung Sejarah, 1945-1998, Pustaka Sinar Harapan, 1998
Ahmad Husein: Perlawanan Seorang Pejuang, Pustaka Sinar Harapan, 2001
Kepialangan Politik dan Revolusi, Palembang 1900-1950, LP3ES, 2003
Giyugun: Cikal-bakal Tentara Nasional di Sumatra, LP3ES, 2005 Metode Penelitian Kepustakaan, Yayasan Obor Indonesia, 2008.

Kabiro Humas Setdaprov Sumbar Jasman Rizal menyampaikan kabar duka atas berpulangnya Profesor Sejarah yang sangat kesohor ini.

“Hari ini Minggu tanggal 1 September 2018 sekira pukul 08.00 WIB di RS M Jamil Padang, Ranah Bundo kembali kehilangan salah seorang putra terbaiknya yang telah menjadi tokoh besar sejarawan nasional dan internasional,” ungkapnya

Mestika Zed adalah guru besar sejarah Universitas Negeri Padang Prof. Dr. Mestika Zed, MA. Disamping sebagai tokoh sejarah, beliau adalah juga tokoh pergerakan Sumatera Barat dalam hal gerakan anti korupsi.

Sementara itu Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit yang turut hadir melayat dan melepas jenazah almarhum di rumah duka mengungkapkan, Sumatera Barat kehilangan salah satu tokoh sejarah dan budaya yang baik dan pintar serta pandai bermasyarakat.

Tadi pagi, saya ikut melayat dan melepas jenazah alm. Prof Dr. Mestika Zed, MA di rumah duka Jl. Gajah Mada No. 35, Gunung Pangilun, Padang.

Saya mengucapkan duka cita yang mendalam. Kepada keluarga saya minta untuk tabah. Beliau sahabat yang baik. Selalu bersedia dihubungi dan diminta pendapatnya. Hingga akhir hayatnya, kami masih bekerjasama dalam penyusunan buku sejarah minangkabau ABS SBK (Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah), Beliau terlibat aktif dalam penyusunan buku ini.

Banyak orang yang melepas kepergian Almarhum. Di antaranya, Prof. Musliar Kasim (Mantan Wamen Pendidikan yang saat ini Rektor Univ. Baiturrahmah), Guspardi Gaus (anggota DPR RI Terpilih 2019-2024), Ganefri Rektor UNP, Para guru besar dan civitas akademika UNP dan UNAND, Budayawan dan seniman, serta seluruh pelayat dari berbagai daerah

Selamat jalan Profesor !

Muhammad Zaki

  • Bagikan
Exit mobile version