Koentjoro : Pembebasan Lahan Tol Padang Sicincin Memang Jadi Tantangan

  • Bagikan

JAKARTA – Direktur Operasi III PT Hutama Karya (persero) mengakui bahwa masalah pembebasan lahan untuk Jalan Tol Padang Sicincin masih jadi tantangan dalam memburukan pembangunan ruas feeder tol Padang Pekanbaru tersebut.

Meski demikian, katanya, dalam proses pembangunannya, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) selaku
owner Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Padang – Sicincin mengikuti sepenuhnya arahan dan kebijakan yang diberikan oleh regulator yakni Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rayat
(PUPR).

Termasuk, katanya, Tol Padang – Sicincin sepanjang 36 Km yang merupakan bagian dari koridor pendukung (feeder) yang berada di koridor Pekanbaru hingga Padang sepanjang 254 Km.

Diakui oleh Direktur Operasi III Hutama Karya ini bahwa dalam membangun proyek Tol Padang – Sicincin, perusahaan kerapkali dihadapkan oleh kendala di lapangan.

“Pembebasan lahan di
wilayah Sumatra Barat memang masih menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan hingga saat ini.
Meski demikian, progress yang tidak begitu signifikan di ruas tol ini bukan karena pembangunannya
yang lamban, namun perusahaan hanya dapat mengerjakan konstruksi tol sesuai dengan lahan yang
telah dibebaskan. Jika tersedia kelebihan sumber daya, maka akan kami lakukan refocusing ke ruas
proyek tol lain yang lebih siap lahannya.” tutur Koentjoro seperti ditulis dalam rilis perseroan, Sabtu (6/3).

Untuk mempercepat pembangunan Tol Padang – Sicincin, berbagai skema alternatif telah dilakukan
oleh Hutama Karya selaku owner agar proyek dapat terus berjalan. “Berbagai skema alternatif tersebut
mulai dari pengajuan penetapan lokasi (penlok) baru, relokasi trase, hingga koordinasi dengan berbagai
pihak yang terlibat dalam pembangunan ini. Hal ini kami lakukan untuk mempertimbangkan
masyarakat setempat yang menyatakan bahwa tanah di sekitar pembangunan merupakan tanah pusaka dan produktif. Namun dalam pelaksanaannya, kami mengikuti sepenuhnya keputusan yang telah
ditetapkan oleh regulator,” tutup Koentjoro, Direktur Operasi III Hutama Karya.

Koentjoro juga menegaskan bahwa sampai saat ini, perusahaan tidak pernah mengeluarkan pernyataan/statement di luar siaran pers klarifikasi resmi yang didistribusikan oleh Komunikasi
Korporat Hutama Karya. Sehingga, jika terdapat informasi simpang siur yang beredar, perusahaan tidak
bertanggung jawab atas hal tersebut.

Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±1.064
Km dengan 551 ruas tol konstruksi dan 513 ruas tol operasi. Adapun ruas yang telah beroperasi secara
penuh yakni Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (141 Km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang
– Kayu Agung (189 Km), Tol Palembang – Indralaya (22 Km), Tol Medan – Binjai seksi 2 & 3 (15
Km), Tol Pekanbaru – Dumai (131 Km) dan Tol Sigli – Banda Aceh seksi 4 Indrapuri – Blang Bintang
(14 Km).

Sekilas Tentang Hutama Karya
PT Hutama Karya (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang Pengembang
Infrastruktur dan Pengelola Jalan Tol yang menyediakan Jasa Konstruksi & EPC, Investasi Jalan Tol, Operasi

Dan Pemeliharaan Jalan Tol, Manufaktur serta Pengembangan Properti dan Kawasan. Saat ini perusahaan
sedang menyukseskan mandat pemerintah untuk membangun dan mengoperasikan Jalan Tol Trans Sumatera
sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).

Dalam menjalankan visi sebagai Pengembang Infrastruktur Terkemuka Indonesia, Hutama Karya berkolaborasi dengan 3 anak perusahaannya mengoptimalkan inovasi pada setiap aspek bisnisnya agar tetap menjadi bagian penting dalam kemajuan pembangunan Infrastruktur
Indonesia.

Adapun ketiga anak perusahaan Hutama Karya saat ini adalah PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI)
di bidang jasa konstruksi, PT Hakaaston (HKA) di bidang manufaktur dan penyedia aspal beton, serta PT Hutama
Karya Realtindo (HKR) di bidang pengembang properti.(*)

Relis PT Hutama Karya
Awaluddin Awe

  • Bagikan
Exit mobile version