Akibat Wabah Corona 1.642 Hotel Ditutup

  • Bagikan

Ilustrasi hotel

Jakarta, Harian Indonesia ID – Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI, Hariyadi Sukamdani menegaskan, sektor perhotelan dan restoran yang erat kaitannya dengan sektor pariwisata, merasakan dampak yang sangat signifikan akibat wabah virus corona atau Covid-19.

Catatan PHRI menyebut, tak kurang dari 1.642 hotel di seluruh Indonesia telah mengalami penutupan operasional, akibat sepinya pengunjung karena wabah tersebut. Hariyadi menambahkan, dari 1.642 hotel yang tutup itu, dominasinya dipegang oleh tiga wilayah yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Bali.

“Hotel yang paling banyak tutup itu ada di Jawa Barat, yang mencapai sebanyak 501 hotel. Kemudian disusul oleh Bali sebanyak 281 hotel, dan di DKI Jakarta 100 hotel,” kata Hariyadi dalam telekonferensi, Kamis 16 April 2020.

Dia mengaku cukup heran perihal banyaknya data terkait penutupan hotel tersebut, yang didominasi oleh wilayah Jawa Barat dibandingkan Bali, Jakarta, dan destinasi wisata lainnya.

Namun, dia pun mengakui bahwa pelaporan data masuk ke PHRI terkait jumlah penutupan hotel tersebut, akhir-akhir ini memang cukup masif dilaporkan dari wilayah Jawa Barat.

“Jadi dari kemarin PHRI Jawa Barat memang cukup aktif dan banyak memasukkan laporan data tentang kondisi hotel-hotel di wilayahnya,” ujar Hariyadi.

Fenomena maraknya penutupan hotel-hotel tersebut, diakui Hariyadi membuat industri pariwisata berpotensi kehilangan pendapatan hingga Rp60 triliun. Hal itu dipastikan juga telah berdampak ke sektor ketenagakerjaan, di mana saat ini sudah banyak hotel yang memberhentikan pekerja harian dan melakukan cuti di luar tanggungan perusahaan bagi para pekerja kontrak.

Sementara untuk hotel yang masih buka, lanjut Hariyadi, umumnya mereka menerapkan waktu kerja secara bergiliran, demi mencegah penularan dan penyebaran virus corona tersebut.

Karenanya, Hariyadi pun berharap bahwa pemerintah akan memberikan keringanan pada aspek perpajakan bagi para pengusaha di sektor perhotelan, setidaknya untuk bertahan di masa pandemik seperti saat ini.

“Kami sudah merekomendasikan sejumlah keringanan terkait dengan aspek perpajakan, baik bagi pemilik hotel maupun bagi para tenaga kerja. Setidaknya sampai kondisi saat ini pulih kembali,” ujarnya kepada VIVAnews (Wisja)

  • Bagikan
Exit mobile version