WHO Selidiki Efek Virus Corona terhadap Ibu Hamil

  • Bagikan

Jakarta, HARIAN Indonesia.ID ‐‐ Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan perhatian khusus dampak penyebaran virus corona terhadap kalangan berisiko tinggi seperti ibu hamil, anak-anak dan remaja.

Sekretaris Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kekhawatiran tersebut muncul karena pandemi Covid-19 kini meluas hingga ke negara-negara berkembang.

“WHO khususnya prihatin mengenai dampak pada orang yang sulit mengakses layanan kesehatan, itu seringkali terjadi pada perempuan, anak-anak dan remaja,” kata Ghebreyesus seperti dikutip dari Associate Press, dan CNNIndonesiacom,Sabtu (13/6).

“Efek tidak langsung dari Covid-19 pada kelompok-kelompok ini mungkin lebih besar daripada jumlah kematian karena virus corona itu sendiri,” ia menegaskan.

Ia juga menekankan tentang sistem kesehatan yang mungkin tak memadai di negara berkembang. Hal tersebut bisa meningkatkan risiko kematian akibat komplikasi kehamilan serta persalinan.

Badan kesehatan Amerika Serikat, kata Ghebreyesus, baru-baru ini menyelidiki tingkat risiko penyebaran virus corona dari ibu kepada bayi yang baru lahir.

Mereka menyimpulkan manfaat pemberian ASI tetap lebih penting dari risiko penularan virus, baik dari yang diduga atau dikonfirmasi covid-19. Hal tersebut juga dikonfirmasi Dr Anshu Banerjee, Direktur Departemen Kesehatan Ibu dan Bayi, Anak dan Remaja dan Penuaan WHO.

“Kami belum benar-benar mengidentifikasi virus hidup dalam ASI. Sejauh ini belum ada penetapan risiko penularan,” kata Banerjee.

Oleh sebab itu, WHO menekankan pentingnya pembukaan akses kesehatan terutama kepada ibu hamil. Direktur Eksekutif Anggaran Populasi PBB Dr Natalia Kanem mengatakan akses kesehatan bagi ibu hamil sejatinya sudah tak mudah ketika situasi normal dan kini makin sulit kala pandemi.

“Kehamilan tidak berhenti ketika pandemi. Layanan kesehatan untuk itu sangat penting. Bahkan sebelum muncul Covid-19 banyak ibu yang tak bisa mengakses perawatan yang baik. Sekarang, akses sudah memburuk dan terbatas. Itu berisiko bagi kehidupan perempuan,” ucap Kanem.

SIMAK JUGA :  Hari Bhayangkara di Padang Panjang, 293 Warga Divaksin Sinovac

(AA)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *