Jokowi Diunggulkan 10 Lembaga Survei, Prabowo Masih Mengekor

  • Bagikan

JAKARTA, harianindonesia.id – Sejumlah lembaga survei telah merilis hasil survei tentang elektabilitas dua paslon dalam Pilpres 2019. Dari hasil-hasil survei tersebut, pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin disebut lebih unggul ketimbang paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Terkini, dua lembaga survei merilis hasil mereka secara terpisah yakni LSI Denny JA di Jakarta dan PolMark Indonesia di Surabaya kemarin. Selain itu, ada tujuh lembaga survei lagi yang telah merilis hasil survei terbaru mereka yakni Populi Center, Cyrus Network, Charta Politika, Media Survei Nasional, Y-Publica, Alvara Research Center, dan Indikator Politik Indonesia.

Di luar lembaga survei dalam negeri, pada akhir pekan lalu lembaga riset pasar yang berbasis di Australia, Roy Morgan, pun menampilkan hasil survei mereka sendiri.

Dari semua hasil survei itu seluruhnya menunjukkan hasil bahwa sang petahana lebih unggul dari Prabowo. Hal yang membedakan adalah selisih elektabilitas kedua paslon 01 dan 02, antara satu dan dua digit. Dari hasil survei delapan lembaga yang diamati, hanya satu yang menemukan selisih satu digit yakni Media Survei Nasional (Median) yakni 9,2 persen. Selebihnya selisih elektabilitas Jokowi-Ma’ruf versus Prabowo-Sandi mencapai dua digit.

Pada hasil survei terbaru LSI Denny JA yang dirilis kemarin, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf tercatat 58,7 persen sementara Prabowo-Sandi 30,9 persen. Selisih dua paslon dari survei yang digelar 18-25 Februari di 34 provinsi itu adalah 27,8 persen.

Sementara itu, hasil survei PolMark Indonesia kurun waktu 7 Oktober 2018-12 Februari 2019 mencatat elektabilitas Jokowi-Ma’ruf 40,4 persen, sementara Prabowo-Sandi 25,8 persen. Selisih elektabilitas dari survei yang melibatkan 32.560 responden di 73 dapil itu adalah 14,6 persen.

Kemudian lembaga riset pasar asal Australia, Roy Morgan, setelah menyurvei 1.200 responden menyebut elektabilitas Jokowi-Ma’ruf 58 persen, sementara Prabowo-Sandi 42 persen. Selisih elektabilitas survei yang digelar 18-25 Februari 2019 itu adalah 16 persen.

SIMAK JUGA :  Sejarawan Israel Sebut Palestina Bukan Gerakan Teroris, Zionis Lebih Berbahaya dari Militan Islam

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas Jokowi-Ma’ruf 54,9persen, sementara Prabowo-Sandi 34,8 persen setelah menyurvei 1.220 responden. Selisih elektabilitas dari survei kurun waktu 6-16 Desember 2018 itu adalah 20,1 persen.

Alvara Research Center mencatat dari hasil survei atas 1.200 responden kurun waktu 11-24 Desember 2018, Jokowi-Ma’ruf memiliki elektabilitas 54,3 persen, sementara Prabowo-Sandi 35,1 persen. Selisih elektabilitas keduanya dari survei tersebut adalah 19,2 persen.

Sementara itu setelah menyurvei 1.200 orang kurun waktu 26 Desember-8 Januari 2019, lembaga Y-Publica mencatat elektabilitas Jokowi adalah 53,5 persen. Jokowi-Ma’ruf lebih unggul 21,6 persen dari paslon Prabowo-Sandi yang memiliki elektabilitas 31,9 persen.

Charta Politika mencatat elektabilitas Jokowi-Ma’ruf 53,2 persen, sementara Prabowo-Sandi: 34,1 persen setelah menyurvei 2.000 orang. Selisih elektabilitas dari hasil survei kurun waktu 22 Desember 2018-22 Januari 2019 adalah 19,1 persen.

Kemudian, lembaga survei Cyrus Network menemukan Jokowi-Ma’ruf 55,2 persen dan Prabowo-Sandi 36 persen setelah menyurvei 1230 responden. Selisih elektabilitas kedua paslon dari survei kurun waktu 18-23 Januari 2019 adalah 19,2 persen.

Sementara itu setelah menyurvei 1.486 responden, Populi Center menemukan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf adalah 54,1 persen, dan Prabowo-Sandi 31 persen. Selisih elektabilitas dari survei yang digelar 20-27 Januari 2019 adalah 23,1 persen.

Terakhir, Median mencatat elektabilitas Jokowi-Ma’ruf adalah 47,9 persen, sementara Prabowo-Sandi 38,7 persen setelah menyurvei 1.500 responden. Selisih elektabilitas dari survei yang digelar 6-15 Januari 2019 itu adalah 9,2 persen.

Masa kampanye Pemilu Legislatif dan Pilpres 2019 telah berlangsung sejak 23 September tahun lalu. Masa kampanye yang dapat digunakan para peserta kontestasi pemilu untuk meyakinkan rakyat memilih mereka itu akan dibuka hingga 13 April 2019. Setelah itu, memasuki masa tenang sebelum pemungutan suara secara serentak pada 17 April 2019.

Sumber : CNN Indonesia

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *