Fahri Hamzah : Tahun 2019 PKS Tak Ada Lagi

  • Bagikan

JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah khawatir jika Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dibubarkan di tahun 2019 melalui pemilu.

Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @Fahrihamzah yang ia tulis pada Minggu (8/7/2018).

Di awal cuitannya, Fahri Hamzah mengaku dirinya membaca berita yang membahas banyaknya caleg PKS yang mengundurkan diri.

Kemudian, ia sebagai pendiri merasa sedih dengan kejadian tersebut, bahkan ia khawatir jika di 2019 PKS dibubarkan melalui pemilu.

Fahri Hamzah lantas membocorkan soal permainan PKS yang menurutnya sangat kasar, seperti pencopotan orang-orang yang dekat dengannya dan Anis Matta.

Simak cuitan Fahri Hamzah selengkapnya:

“Pagi2 membaca berita banyak caleg PKS yg mundur jadi sedih. Akan jadi apa partai ini di tangan pemimpin yang bermain-main mengelola partai. Saya khawatir tahun 2019 PKS tak ada lagi. Dibubarkan melalui pemilu. Sebagai pendiri dan deklarator tentu saya sedih. #SavePKS

Permainannya nampak semakin kasar. Mulai dari pembersihan orang2 yang dianggap dekat dengan mantan sekjen 5 periode dan presiden PKS masa krisis @anismatta , terakhir caleg disuruh menandatangani surat pengunduran diri sini. Tinggal tulis tanggal selesai. #SavePKS

Kebijakan pimpinan PKS terakhir ini konon dilatari oleh kasus saya. Karena saya dianggap tidak taat disuruh mundur nggak mau mundur sungguh naif dan dangkal sekaligus tidak paham aturan bernegara. Pejabat publik pilihan rakyat bukan harta benda partai . #SavePKS

Partai politik atas nama “petugas partai” tidak boleh membuat aturan internal yang bertabrakan dengan UU sebab lama2 bertentangan dengan Konstitusi dan dengan alasan itu partai bisa dibubarkan. Masak beginian aja pimpinan PKS Gak paham? #SavePKS

Maka hilanglah minat orang jadi caleg di PKS. Bagaimana berjuang habis-habiskan dengan Tenaga dan harta, dengan keringat dan air mata tapi dengan sepucuk surat yang sudah ditandatangani Tiba2 orang diberhentikan? Apa manusia dianggap mesin yang tidak punya perasaan? #SavePKS

Demikianlah waktu saya disuruh mundur, dengan enaknya pimpinan PKS mengatakan, “carilah alasan, antum pasti bisa menjelaskan”. Lalu kepada saya disodorkan sebuah surat pengunduran diri yang saya tidak tahu dibuat oleh siapa. Aneh tapi nyata! Yapi itulah kejadiannya. #SavePKS

Saya sudah menjelaskan beda jabatan publik dan jabatan partai. Jabatan partai Silahkan dirampas kapan saja. Meskipun harus tetap melihat aturan partai dan UU yang mengatur kepartaian. Tapi jabatan publik itu diatur UU bukan AD/ART partai. Ini yg mereka Gak paham. #SavePKS

SIMAK JUGA :  Debat Cawapres, Mahfud Pakai Baju Adat Madura dan Ganjar Pakaian Adat Rote NTT

Sekarang, setelah saya lawan pakai pengadilan akibat tindakan melawan UU ini (saya memakai gugatan perdata Perbuatan Melawan Hukum, PMH) lalu kalah, mereka mengembangkan teori konspirasi dan pembangkangan padahal mereka melanggar UU. #SavePKS

Menang ada sebagian pimpinan PKS yang menganggap bahwa aturan berjamaah di PKS itu lebih tinggi daripada UU. Itulah awal dari pemahaman yang salah sehingga kader dianggap tidak perlu mengadu keputusan pimpinan dgn UU sebab ikatan partai dianggap lebih tinggi. #SavePKS

Ini sisa pikiran dan mentalitas “underground” yang masih bercokol. Sehingga mengelola partai mau disederhanakan dasarnya hanya dengan “titah pimpinan” dan tidak melihat aturan UU dan Konstitusi negara. Jadilah keputusan konyol bertubi-tubi sampai sekarang. Sedih saya. #SavePKS

Kenapa saya bilang “titah pimpinan” dianggap paling tinggi. Buktinya, sewaktu memecat saya, sadar ada kesalahan maka ada beberapa kali aturan internal partai diubah demi mencocokkan dengan kepentingan memecat saya. Di antaranya aturan tentang siapa yang melapor. #SavePKS

Waktu saya tanya, “siapa yang melaporkan saya, mana bukti permulaan atas tuduhan pelanggaran disiplin organisasi, siapa saksi2 yang sudah diperiksa, kapan kejadian Dan di mana, dll” mereka Gak jawab surat saya tapi aturan diubah “bahwa Pelapor tidak diperlukan”. #SavePKS

Aturan itu diubah dan tidak memberitahukan saya. Sehingga saya bersurat beberapa kali, sebab dalam AD/ART PKS ada aturan tentang “hak membela diri”. Lalu dengan apa saya membela diri kalau aturan yg berlaku tidak diberikan dan kemudian diubah diam2?. #SavePKS

Inilah yang terjadi. Partai ini akhirnya menjadi milik segelintir orang, dan kader hanya menjadi objek yang diminta ketaatannya saja dengan doktrin yang setiap hari dibanjirkan. Bagaiman saya tidak bersedih? Kezaliman takkan membuat tenteram sampai kiamat. #SavePKS

Inilah yang terjadi. Partai ini akhirnya menjadi milik segelintir orang, dan kader hanya menjadi objek yang diminta ketaatannya saja dengan doktrin yang setiap hari dibanjirkan. Bagaiman saya tidak bersedih? Kezaliman takkan membuat tenteram sampai kiamat. #SavePKS”.

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Fahri Hamzah: Saya Khawatir 2019 Sudah Tidak Ada PKS Lagi, sebagai Pendiri Saya Sedih

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *